Sederet Peristiwa Pendaki Hilang di Gunung: Ditemukan Selamat hingga Meninggal

11 Oktober 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Rinjani. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Rinjani. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kaifah Rafi Mubarok (16), pendaki asal Jakarta yang hilang saat mendaki Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akhirnya ditemukan setelah delapan hari pencarian.
ADVERTISEMENT
Rafi dilaporkan hilang setelah terperosok di sekitar tebing Punggungan Puncak- Plawangan Sembalun menuju puncak Gunung Rinjani pada Minggu (29/9/2024).
Tim SAR lalu melakukan pencarian intensif di sekitar lokasi korban terjatuh. Setelah delapan hari pencarian, Rafi akhirnya ditemukan pada Selasa, 8 Oktober 2024, pukul 10.30 WITA.
"Drone thermal milik Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram atau Basarnas NTB berhasil menemukan posisi korban di kedalaman sekitar 200 meter di bawah tebing Kaldera Rinjani, tepat di sisi selatan jalur pendakian atau sisi kiri Punggungan dari arah Puncak Rinjani," kata Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dalam keterangan tertulis, Selasa (8/10).
Tim evakuasi tengah berupaya membawa jenazah korban menuju Desa Sembalun.
"Keluarga Besar Taman Nasional Gunung Rinjani menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban atas kehilangan yang begitu berat ini," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani mengingatkan pentingnya kewaspadaan serta patuhi segala peraturan dan standar keselamatan dalam kegiatan pendakian.
"Gunung Rinjani menawarkan keindahan yang luar biasa, namun juga menyimpan bahaya yang tak terduga. Dengan persiapan matang dan kewaspadaan, kita bisa mengurangi risiko yang ada," katanya.
Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu melakukan pencarian. "Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak," ucapnya.
Gunung Rinjani merupakan gunung favorit pendaki karena alamnya yang indah. Gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl ini terletak di Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.
Kisah Naomi yang Sempat Hilang di Gunung Slamet: Burung Kecil Arahkan Jalan
Naomi Daviola Setyanie, siswa SMK 3 Kota Semarang yang hilang di Gunung Slamet akhirnya pulang ke rumahnya di Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Naomi Daviola Setyanie (17) sempat tersesat selama 2 malam di Gunung Slamet — gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di tengah hutan belantara dan kesendiriannya, siswa SMK 3 Kota Semarang itu dihampiri oleh seekor burung kecil.
ADVERTISEMENT
Naomi awalnya tidak menyadari ia sudah ditinggalkan oleh teman-teman kelompoknya saat turun dari puncak. Saat itu dia yakin saat turun masih melihat ada satu temannya di depan dan 2 orang lainnya di belakangnya.
"Tapi pas nengok ketiga udah enggak ada orang sama sekali, benar-benar sepi, kanan kiri saya juga udah nggak ada apa-apa, benar-benar full hutan. Saya sudah kepisah sama rombongan saya yang bertiga tadi," ujar Naomi saat ditemui di rumahnya, di Karangroto, Genuk, Kota Semarang, Rabu (9/10).
Naomi cukup lama berdiam di titik awal tersesat. Berbekal roti sobek, ia bertahan hidup selama tiga hari di tengah hutan belantara. Beruntung saat itu posisinya dekat dengan sumber air.
"Untuk makan dari yang bekal yang dibawa masih bisa saya makan, bawa roti dan memang harus diirit-irit ya, karena kan enggak tahu kita berapa lama ada di sana. Jadi memang harus bisa gimana pun caranya. Untuk minum kalau kita turun ke bawah ada sumber mata air, jadi kita bisa minum dari situ," cerita dia.
ADVERTISEMENT
Dalam kesendiriannya itu, Naomi terus memikirkan keluarganya. Ia juga terus berteriak meminta tolong dan berharap ada orang yang mendengarkannya.
Keajaiban seolah-olah muncul. Naomi tiba-tiba dihampiri seekor burung. Burung itu kecil dan terus berada di sekitarnya, seolah berkata akan menunjukkan jalan.
Naomi sebenarnya sempat ragu, apakah burung itu berniat baik atau tidak, namun akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti burung tersebut dan turun dari titik awal ia tersesat
"Sebenarnya agak ragu dari awal, saya nggak tahu itu burung apa dan baik atau nggak, dia kaya ngarahin ke bawah. Dan akhirnya aku ngikuti dia ke bawah. Lalu saya turun, akhirnya sampai tengah, bukit saya berhenti, istirahat. Itu burung kecil yang mengarahkan," ungkap Naomi.
ADVERTISEMENT
Ia ternyata berada di Gunung Malang, salah satu anak pegunungan Gunung Slamet. Di tempat itu tim penyelamat akhirnya menemukan Naomi pada Selasa (8/10) pagi setelah ia hilang sejak Minggu (6/10).
"Kemudian Selasa sekitar jam 10.00 saya denger ada orang teriak 'Mbak Vio, Mbak Vio kamu di mana'. Terus saya bilang: saya di sini. Saya langsung peluk bapaknya, bapaknya nangis. Terus turun ke bawah buka jalur, soalnya itu di tengah tengah Bambangan, gunung malam itu kan nyeleweng ya soalnya. Itu kan tengah-tengah ya," ungkap Naomi.
Setelah berjalan selama 3,5 jam, Naomi akhirnya tiba ke basecamp, ia langsung disambut isak tangis sang ibunda. Naomi juga sempat di bawah ke fasilitas kesehatan karena mengalami luka sebelum pulang ke Semarang.
ADVERTISEMENT
8 Jam Pencarian, Pendaki Asal Jakbar yang Hilang di Gunung Wilis Belum Ketemu
Muhamad Agus, pendaki asal Cengkareng, Jakarta Barat, yang hilang di Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk. Foto: BPBD Jatim
Sudah delapan jam petugas Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan pencarian terhadap Muhamad Agus (24 tahun). Agus merupakan seorang pelajar asal Cengkareng, Jakarta Barat, yang dilaporkan hilang saat mendaki di Jalur Sekartaji Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk.
Komandan Tim Basarnas Surabaya, Novix Heryadi, mengatakan pihaknya mulai berangkat melakukan pencarian Agus pada Kamis (10/10) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Jam 10-an sampai sekarang teman-teman belum turun," ujar Novix kepada kumparan, Kamis (10/10).
Hingga pukul 20.00 WIB, petugas masih melakukan pencarian terhadap Agus. Sejumlah petugas juga silih berganti dalam pencarian ini.
"Sampai saat ini survivor belum ditemukan," katanya.
Agus bersama dua temannya Aris dan Hari mendaki Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, pada Selasa (8/10).
ADVERTISEMENT
Mereka melakukan perjalanan dan sampai di puncak Limas pada Rabu (9/10) sekitar pukul 08.00 WIB. Dua jam setelah itu, mereka memutuskan untuk turun.
Saat berada di Pos Zero, Aris dan Hari kehilangan jejak Agus. Mereka berpikir bahwa Agus telah turun mendahului.
Namun, pada saat di Pos Sekartaji, Aris dan Hari tidak melihat Agus. Mereka lalu melapor ke petugas registrasi pada Kamis (10/10) pagi.