Sederet Perkembangan Terbaru soal Pengusutan Kasus Tewasnya Brigadir Yosua

21 Juli 2022 9:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pascaperistiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam. Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pascaperistiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam. Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Tim gabungan yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih bekerja menyelidiki kasus penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Kasus itu menewaskan anggota Polri Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
ADVERTISEMENT
Tim khusus yang terdiri dari internal Polri, Kompolnas, dan Komnas HAM, itu telah bekerja sejak beberapa hari lalu. Penyelidikan yang sudah berjalan itu pun menghasilkan sejumlah perkembangan.
Berikut rangkumannya:

Karo Paminal dan Kapolres Jaksel Dinonaktifkan

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat menyampaikan perkembangan kasus penembakan Brigadir J di Jakarta, Selasa (12/07/2022). Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Polri memutuskan untuk menonaktifkan Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan keputusan itu dibuat untuk menjaga independensi, transparansi, dan akuntabel, dalam mengungkap kasus Brigadir Yosua.
Sebelumnya, pengacara keluarga Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar menonaktifkan keduanya. Hal itu dinilai harus dilakukan agar kasusnya dapat diusut dengan transparan dan baik.
Sebelumnya, Kapolri sudah lebih dulu menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri. Kini tugas Kadiv Propam Polri dijalankan Wakapolri Komjen Gatot Eddy.
ADVERTISEMENT

CCTV Ditemukan

Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengumumkan tim telah menemukan rekaman CCTV terkait tewasnya Brigadir Yosua. Rekaman itu kini telah dikantongi penyidik dan tengah didalami.
"Bahwa tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo kepada wartawan, Rabu (20/7).
Dedi memastikan tim khusus akan menyampaikan ke publik jika penyelidikan sudah selesai. Dengan begitu keterangan yang disampaikan komprehensif.
Penemuan ini merupakan perkembangan yang baik. Sebab sebelumnya Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan CCTV di rumah tersebut rusak sehingga tidak ada yang merekam peristiwa tewasnya Brigadir Yosua.

Polri Gelar Perkara Laporan Keluarga Brigadir Yosua

Ilustrasi Bareskrim Polri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Keluarga Brigadir Yosua melaporkan kasus penembakan yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo ke Bareskrim Polri. Laporan terkait dugaan tindak pidana pembunuhan berencana ini tertuang dalam nomor LP/B/0386/VII/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI.
ADVERTISEMENT
Setelah menerima laporan tersebut Polri lalu melakukan gelar perkara pada Rabu (20/7) di Bareskrim Polri. Gelar perkara dihadiri oleh pengacara keluarga Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak.
Sementara pihak keluarga tidak bisa hadir, sebab kata Kamaruddin pemberitahuan dari Polri terlalu mendadak.

Kompolnas Sudah Minta Keterangan Keluarga Brigadir Yosua

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto di Bareskrim Polri, Rabu (20/7/2022). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto, menyatakan telah meminta keterangan dari keluarga Brigadir Yosua di Jambi. Kepada Benny pihak keluarga juga mengeluhkan tindakan anggota kepolisian saat mengantarkan jenazah.
"Kami di Jambi ketemu langsung keluarga. Kami mendengarkan cerita secara runut sejak berita diterima itu kematian, jenazah datang, serah terima jenazah sampai dengan ke pemakaman," ujar Benny kepada wartawan, Rabu (20/7).
Benny mengatakan keluhan maupun cerita lainnya dari pihak keluarga telah disampaikan saat gelar perkara laporan dari keluarga Brigadir Yosua.
ADVERTISEMENT

Lokasi PCR Irjen Ferdy Sambo Diselidiki

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok. Pribadi
Saat insiden penembakan Brigadir Yosua terjadi, Irjen Ferdy Sambo disebut tidak berada di rumah dinasnya. Ia saat itu sedang melakukan tes PCR.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto mengatakan, pihaknya bakal menyelidiki di mana Sambo melakukan tes PCR.
"Termasuk itu [tes PCR] didalami," kata Benny kepada wartawan di Bareskrim Polri, Rabu (20/7).
Selain itu Kompolnas juga bakal menyelidiki soal kebenaran runutan kasus penembakan tersebut. Termasuk soal alibi-alibi yang pernah disampaikan.
"Akan dicek alibinya, akan dicek bagaimana, saksi-saksinya siapa dan sebagainya, petugas yang menangani siapa dan sebagainya," tutur dia.

Autopsi Ulang Brigadir Yosua Disetujui

Jenazah Birigadir Yosua saat hendak dikirim ke Jambi. Foto: Dok. Istimewa
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengatakan, permintaan keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat untuk melakukan autopsi ulang telah disetujui.
ADVERTISEMENT
"Tindak lanjutnya adalah karena tadi dari pihak pengacara minta untuk ada ekshumasi, gali kubur dan autopsi ulang maka akan segera dijadwalkan ekshumasi akan segera dilaksanakan," kata Benny kepada wartawan, Rabu (20/7).
Proses eksumasi hingga autopsi jasad Brigadir Yosua nanti bakal melibatkan pihak di luar unsur Polri. Hal ini dilakukan agar penyelidikan bersifat objektif.
Terkait autopsi ulang ini, pihak keluarga Brigadir Yosua melalui pengacaranya, Kamaruddin Simanjuntak, juga telah diminta oleh pihak keluarga. Keluarga menilai hal ini diperlukan karena banyak kejanggalan dalam kematian Brigadir Yosua.
Kamaruddin bahkan meminta agar dibentuk tim independen untuk autopsi ulang tersebut.
"Supaya pasti kami memohon bapak Kapolri membentuk tim independen bukan lagi dokter yang yang dulu pertama RSPAD, kedua dari RS TNI AU, RS AD, dan Cipto, dan RS swasta nasional bersama-sama supaya transparan dan objektif," kata Kamaruddin.
ADVERTISEMENT

Komnas HAM Periksa Kepolisian Minggu Depan

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/6). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam memastikan pihaknya tak mengalami kesulitan dalam proses penyelidikan terkait kasus kematian Brigadir Yosua. Pihaknya juga akan segera meminta keterangan pihak Kepolisian terkait kasus tersebut.
Rencananya, jadwal pemanggilan itu akan dilakukan pada pekan depan. Namun, untuk harinya, belum dapat dipastikan.

Komnas HAM Konsolidasikan Semua Temuan

ADVERTISEMENT
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan sejumlah informasi dari berbagai pihak. Di antaranya soal luka di jasad Brigadir Yosua.
Menurut Anam, berbagai jenis luka di jasad Yosua tengah didalami oleh Komnas untuk mengetahui dari mana asal luka tersebut.
"Dalam minggu ini semua informasi terkait, model luka dan luka apa dan lain sebagainya kami minta masukan dari ahli sebagai proses awal yang nanti ini bekal kami untuk bertanya kepada teman-teman Dokkes yang melakukan autopsi," kata Anam dalam keterangannya, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
Anam menjelaskan diskusi dengan ahli tidak hanya soal luka, tapi juga semua informasi yang didapat Komnas sepanjang seminggu ini. Baik yang didapat sebelum bertemu keluarga almarhum di Jambi, maupun setelahnya.

Komnas HAM Rampungkan Kronologi Kasus Minggu Ini

Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
Tidak hanya soal luka, Komnas HAM juga mendapatkan sejumlah informasi terkait kronologi kasus kematian Brigadir Yosua.
"Kami juga mengkonsolidasi semua kronologi yang kami dapatkan, berbagai kronologi di publik yang terjadi itu sudah kami konsolidasikan sebelum-sebelumnya. Karena kami mendapatkan beberapa sekuen kronologi yang sangat penting ya. Itu yang sedang kami dalami dengan berbagai bukti, sandingan bukti dan sebagainya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, Rabu (20/7).
Menurut Anam, pada pekan ini ini Komnas akan menyelesaikan kronologi peristiwa penembakan tersebut. Kronologi ini dinilai penting untuk melihat peristiwa sebenarnya yang menewaskan Brigadir Yosua.
ADVERTISEMENT
"Paling penting juga minggu ini kami akan rampungkan soal kronologi karena dengan kronologi kita bisa melihat dengan lebih jernih sebenarnya apa yang terjadi," kata Anam.