Sederet Ungkapan Duka dan Respons Dari Indonesia Usai Wafatnya Haniyeh

1 Agustus 2024 8:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ismail Haniyeh. Foto: Mohammed Abed/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ismail Haniyeh. Foto: Mohammed Abed/AFP
ADVERTISEMENT
Wafatnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Rabu (31/7) ternyata meninggalkan kesan bagi Indonesia. Mulai dari Kementerian Luar Negeri hingga MUI, kemudian tokoh macam Jusuf Kala, Din Syamsuddin hingga Fadli Zon mengungkapkan bela sungkawa.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari mereka rupanya pernah berinteraksi langsung dengan Haniyeh. Berikut kumparan rangkum beberapa reaksi dari Indonesia terkait tewasnya pejabat Hamas ini:

Kementerian Luar Negeri Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh

Indonesia turut mengutuk serangan terhadap Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Hal itu disampaikan melalui unggahan Kementerian Luar Negeri di X pada Rabu (31/7).
"Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik HAMAS di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024," demikian keterangan Kemlu RI di akun resminya.
"Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," sambung Kemlu RI.

Muhammadiyah Serukan Persatuan Dunia Untuk Menghadapi Kekejaman Israel

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni berharap ada pejuang-pejuang yang akan menggantikan Haniyeh. Sehingga, proses menuju perdamaian dan keadilan dapat terus dilanjutkan.
Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni. Foto: Dok. Muhammadiyah
"Masyarakat dunia harus bersatu menghadapi segala bentuk penjajahan, pendudukan, dan kekejaman oleh Israel atas rakyat Palestina," kata Syafiq dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7).
ADVERTISEMENT
Syafiq yakin akan lahirnya pemimpin baru. Memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Palestina.

MUI Dorong Pertemuan Darurat Negara OKI Usai Haniyeh Wafat

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mendorong negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan usai wafatnya pimpinan Hamas Ismail Haniyeh.
"Negara-negara OKI perlu melakukan pertemuan darurat paska-pembunuhan Ismail Haniyeh menetapkan langkah-langkah militer yang lebih terukur agar secara efektif bisa menghentikan pembunuhan dan pemusnahan yang dilakukan Israel," kata Sudarnoto dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (31/7).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (dua kiri). Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
Menurutnya, apa yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah masalah Hamas dan Israel, tetapi sudah menjadi problem global. Sebab, Israel disebutnya telah melakukan pelanggaran hukum internasional.
Dengan pertemuan tersebut, Sudarnoto berharap, negara-negara yang secara de facto mendukung kemerdekaan Palestina bisa mengambil langkah untuk kehancuran Israel.
ADVERTISEMENT

Jusuf Kala Kenang Ismail Haniyeh, Akan Hadiri Pemakamannya di Qatar

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka cita atas wafatnya Haniyeh. Ia mengenang Haniyeh sebagai pejuang Palestina yang gigih.
"Ia juga mempunyai kepemimpinan yang kuat di Palestina dan Teheran tentunya," kata JK lagi.
JK mengungkapkan pertama kali bertemu dengan Haniyeh di Doha pada 12 Juli 2024 lalu di Doha. Dalam pertemuan itu, JK mengatakan Haniyeh sangat menginginkan Palestina mencapai kedamaian dan penyelesaian yang adil.
Ketua DMI sekaligus Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla bertemu Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniye. Foto: Tim Media Jusuf Kalla
Pada kesempatan itu, JK menyebut Haniyeh sangat ingin bersatu dengan Fatah dalam pertemuan di Beijing, China, dan berharap bisa berkunjung ke Indonesia bersama Fatah.
Kepada Komite Pengarah Aliansi Rakyat Bela Palestina (ARI-BP), Din Syamsuddin, JK mengatakan berangkat ke Qatar, menghadiri pemakaman Haniyeh. Ia akan berangkat Kamis (1/8) malam.
ADVERTISEMENT
"Saya mau berangkat besok malam," kata JK kepada Din dalam sambungan telepon tersebut.
JK akan berangkat dengan maskapai Qatar Airways.

Din Syamsuddin Harap Fatah-Hamas Tetap Kompak usai Kematian Ismail Haniyeh

Din berharap, wafatnya Haniyeh tak menganggu hubungan Fatah-Hamas yang sudah sepakat untuk berdamai pada pertemuan Beijing beberapa waktu lalu.
"Hamas dan Fatah, dua faksi besar Rakyat Palestina, yang justru persatuan mereka, kebersamaan dan kekompakan mereka (diperlukan)," kata Din saat konferensi pers menyikapi wafatnya tokoh pejuang kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina Ismail Haniyeh di kawasan Jakarta Timur, Rabu (31/7).
Eks Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin memberikan sambutan dalam aksi bela Palestina di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, sore ini, Minggu (9/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Selain itu, Din meminta agar kematian Haniyeh dapat menambah lecutan semangat bagi umat muslim untuk berjuang membela Palestina. ARI-BP pun bakal kembali menghelat sejumlah aksi pada bulan Agustus ini sebagai bentuk solidaritas pada Palestina.
ADVERTISEMENT
"Aksi dari ARI-BP, tanggal 3 Agustus seperti hari yang ditetapkan oleh almarhum Ismail Haniyeh sebagai International Day for Gaza dan inilah yang kita akan sambut pada tanggal 3. Prakarsa dari sayap perempuan ARI-BP dan elemen lain," tandasnya.

Anwar Abbas Kecam Kematian Haniyeh: Israel Hancurkan Semua demi Kuasai Palestina

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengaitkan kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dengan upaya Israel untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Palestina dan sekitarnya.
"Peristiwa terbunuhnya Ismail Haniyeh pemimpin tertinggi Hamas tentu tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan peran dari negara Israel untuk menghancurkan semua hal yang akan menghalangi rencananya untuk menguasai seluruh daerah Palestina dan juga bagian dari negara-negara lain," ujar Abbas dalam pertanyaan tertulisnya.
Sekjen MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Haniyeh dilaporkan tewas terbunuh di Iran pada Rabu (31/7) dini hari. Kematiannya menimbulkan berbagai reaksi dan spekulasi tentang peran Israel dalam insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Abbas, Israel melakukan genosida, pembersihan etnis, hingga pembunuhan terhadap individu untuk melancarkan ambisi negaranya.
ADVERTISEMENT
"Untuk menyukseskan rencananya, negara Zionis tersebut tidak segan-segan melakukan genosida dan ethnic cleansing serta membunuh orang-orang yang tidak mereka sukai," tutur Abbas.

Fadli Zon Berduka Atas Tewasnya Ismail Haniyeh: Insyaallah Palestina Merdeka

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, menyampaikan duka cita terkait atas tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam serangan Israel di Teheran, Iran.
Ia adalah salah satu dari orang Indonesia yang pernah berinteraksi dengan Haniyeh. Salah satunya adalah pertemuannya di Istanbul, Turki pada 3 Desember 2021.
Fadlin Zon saat bertemu dengan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Foto: X/@fadlizon
"Innalillahi wainnailaihi raajiun. Turut berduka cita atas syahidnya, pemimpin pejuang perlawanan Palestina, Allahyarham Ismail Haniyeh," kata Fadli Zon dikutip dari akun Xnya, @fadlizon, Rabu (31/7).
ADVERTISEMENT
"Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Selamat jalan Ismail Haniyeh. Insyaallah Palestina merdeka!" tambahnya.
Kemudian Fadli juga mengunggah foto pertemuan terakhir dengan Haniyeh di Doha, Qatar, pada 1 Juli 2024.
"Pertemuan terakhir dengan Pemimpin Palestina Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, 1 Juli 2024. Membicarakan dukungan Parlemen untuk Palestina Merdeka dan bantuan kemanusiaan bagi korban dan pengungsi Gaza," tulis Fadli.