Segala yang Harus Anda Ketahui soal Paspor Vaksin COVID-19 Uni Eropa

10 Juni 2021 14:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi kesehatan digital #TousAntiCovid. Foto: DAMIEN MEYER / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi kesehatan digital #TousAntiCovid. Foto: DAMIEN MEYER / AFP
ADVERTISEMENT
Parlemen Eropa memberikan persetujuan akhir penggunaan sertifikat digital COVID-19 atau yang kerap disebut paspor vaksin. Aplikasi smart phone ini bakal menjadi barang wajib bagi para warga Eropa yang ingin bepergian ke wilayah Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Rencana paspor vaksin akan mulai berlaku pada 1 Juli 2021. Siapa saja yang sudah punya sertifikat virtual vaksinasi tersebut bisa bebas berkunjung ke negara Eropa lainnya tanpa karantina dan tes tambahan.
Dikutip dari kantor berita CNN, berikut ini beberapa pertanyaan soal paspor vaksin, yang bernama resmi "Sertifikat Covid Digital UE" ini.

Apa Itu Sertifikat Covid Digital UE?

Ini adalah sebuah sertifikat digital yang akan mencatat tiga surat penting: catatan vaksinasi COVID-19 pemegang sertifikat, hasil tes corona yang negatif, dan rekam jejak infeksi corona sebelumnya.
Nah, sertifikat ini adalah sistem yang diharapkan mampu membuka perjalanan antarnegara di negara-negara anggota Uni Eropa dan meringankan beban bagi para pelaku perjalanan dalam melakukan berbagai pemeriksaan yang melelahkan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, jika ingin melakukan perjalanan antara dua negara UE, Anda harus mematuhi dua kebijakan yang berbeda dari kedua negara, termasuk tes corona dua kali.

Apakah sertifikat ini sama saja dengan Paspor Vaksinasi UE?

Betul, ini adalah skema Uni Eropa yang sah di seluruh negara-negara UE. Sertifikat ini juga dikenal sebagai “paspor imunitas” atau “paspor kesehatan”. Tetapi, nama resminya adalah “Sertifikat Covid Digital UE”.

Apakah sertifikat ini dalam bentuk digital atau kertas?

Tergantung si pemegang sertifikat. Anda bisa memilih dalam bentuk digital ataupun kertas (print-out). Keduanya akan berisi kode QR yang telah ditandatangani secara digital yang bisa dipindai di pintu masuk setiap negara UE.
Sertifikatnya akan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa nasional negara yang mengeluarkan sertifikat itu, serta bahasa Inggris.
Aplikasi paspor COVID-19 terlihat di layar ponsel, di Kopenhagen, Denmark. Foto: Signe Goldmann/via REUTERS

Bagaimana cara kerjanya?

Jadi, setiap lembaga yang menerbitkan sertifikat itu telah dialokasikan tanda tangan digital yang disematkan dalam kode QR. Petugas di perbatasan negara akan memindai kode QR untuk membaca data soal rekam jejak COVID-19 si pelaku perjalanan.
ADVERTISEMENT
Tenang saja, petugas tak akan bisa membaca data pribadi Anda. Negara tempat Anda berkunjung juga tidak akan menerima dan mengakses data pribadi Anda.

Kapan sistem ini akan dimulai?

Pada 1 Juli 2021 skema ini akan resmi berlaku. Negara anggota UE diizinkan untuk memulai program ini lebih lama, sekitar 6 pekan setelah tanggal resmi.
Tetapi, melihat negara-negara di Eropa kini tengah berlomba-lomba untuk mengundang turis untuk berwisata, sepertinya setiap negara akan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Bahkan, sudah ada 9 negara anggota UE yang telah menerbitkan sertifikat mereka.

Negara mana saja yang menggunakan sertifikat ini?

Per tanggal 8 Juni 2021, sudah ada 9 negara anggota UE yang mendaftarkan diri dalam program ini, yaitu Bulgaria, Denmark, Jerman, Kroasia, Lithuania, Polandia, Republik Ceko, Spanyol, dan Yunani.
ADVERTISEMENT
Negara-negara lainnya diharapkan segera bergabung, terutama negara-negara yang bergantung pada pariwisata.

Siapa saja yang laik mendapatkan sertifikat ini?

Saat ini, mereka yang laik (memenuhi persyaratan) adalah warga negara-negara anggota UE dan keluarga mereka serta penduduk UE resmi.
Tetapi, salah seorang juru bicara UE mengatakan bahwa mereka berharap dapat membuka skema ini untuk orang asing, termasuk warga Amerika Serikat.
Aksesnya akan tergantung pada setiap negara yang menerbitkan sertifikat kepada para wisatawan. Informasi lebih lanjut diperkirakan akan disampaikan sebelum 1 Juli mendatang.
Inggris Raya juga dilaporkan sudah bernegosiasi soal skema ini. Pelaku perjalanan dari sana masih belum memperoleh pelonggaran pembatasan perjalanan UE. Hal ini disebabkan oleh virus corona varian Delta (varian India, B.1617) yang kini dominan di Inggris.
ADVERTISEMENT
UE berupaya untuk memastikan sertifikat ini dapat disesuaikan dengan sistem yang telah berlaku di negara-negara lainnya.
Bandara Southampton, Inggris Foto: Shutter Stock

Apakah saya harus divaksinasi terlebih dahulu untuk mendapatkan sertifikatnya?

Tidak perlu. Sertifikat alias paspor ini tak hanya menyimpan rekam vaksinasi, tetapi juga data-data soal pemulihan terakhir Anda dari COVID-19 dan hasil tes corona yang negatif, boleh dengan PCR ataupun rapid antigen.

Apakah saya harus divaksinasi secara penuh?

Tidak juga. Sertifikat ini mencatat data apakah Anda baru divaksinasi satu dosis atau sudah dua dosis. Nah, kembali lagi pada setiap negara untuk menentukan apakah sertifikat ini dapat diterima jika baru menerima vaksin corona satu dosis.

Apakah jenis vaksin yang saya terima akan mempengaruhi sertifikat ini?

Ya. Hanya vaksin-vaksin COVID-19 yang telah disetujui UE saja yang akan dihitung. Jadi, vaksin seperti Sinovac atau Sinopharm tak akan bisa. Tetapi, itu aturan yang diberlakukan secara luas. Nantinya, keputusan dikembalikan ke tiap negara, apakah mereka akan mengubah peraturannya atau tidak.
ADVERTISEMENT

Berapa banyak yang sudah menerima sertifikat ini?

Lebih dari satu juta orang sudah mendaftarkan diri per Selasa (8/6/2021).

Apakah ini berbayar?

Tidak. Sistem ini gratis. Tetapi, pastikan Anda mendaftar di situs resmi yang disediakan pemerintah. Sejauh ini, sudah ada beberapa situs mencurigakan yang menyediakan sertifikat ini secara berbayar. Jadi, berhati-hatilah.
UE sudah memastikan bahwa warga akan dapat memperoleh paspor ini dengan mudah.

Bagaimana caranya untuk mendapatkan sertifikat ini?

Setiap negara akan menerbitkan sertifikat atau paspor Covid mereka masing-masing. Bisa secara daring, lewat fasilitas kesehatan yang berwenang, maupun di sentra pemeriksaan. Informasi lebih lanjut akan disampaikan menjelang rilis resmi sistem ini.
Dokter Christoph Borch menunjukkan paspor vaksinasi COVID-19 digital baru COVPASS di Potsdam, Jerman. Foto: Soeren Stache/Pool/REUTERS

Jadi, apakah saya benar-benar bisa bebas bergerak jika sudah memiliki sertifikat ini? Atau nantinya akan ada pembatasan khusus oleh negara-negara tertentu?

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
UE sudah mengatakan bahwa para pemegang paspor ini akan dibebaskan dari aturan pembatasan pergerakan. Kepada negara-negara UE lainnya, parlemen telah meminta untuk menahan untuk tidak memberikan pembatasan tambahan, kecuali diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Jika ada negara yang ingin memberikan pembatasan seperti itu, mereka harus menjelaskan dasar keputusan mereka itu terhadap parlemen.

Apakah tiap negara akan memiliki skema mereka sendiri?

Ya, setiap negara menjalankan skema mereka sendiri, tetapi tetap di bawah payung skema UE.
Beberapa negara telah memberlakukan kebijakan yang lebih terbuka terkait pariwisata. Italia dan Yunani, contohnya. Mereka sudah mengizinkan warga AS untuk masuk.

Apakah saya butuh meng-install aplikasi?

Kemungkinan besar, ya. UE tidak membuat satu aplikasi untuk semua. Jadi, negara-negara anggota harus mengatur sendiri sistem aplikasinya.
ADVERTISEMENT

Seaman apakah sertifikat ini?

UE mengatakan bahwa informasi yang tersimpan di kode QR akan bisa diverifikasi tanpa memproses data pribadi.
Meskipun sertifikat itu sendiri memiliki data seperti nama, tanggal lahir, dan tanggal vaksinasi/kesembuhan, data-data itu tak akan terlihat dan disimpan ketika diverifikasi. Jadi, hanya tanda tangan digital yang sah saja yang akan dicek.