Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Seira, Pulau di Ujung Maluku yang Kaya dengan Kerapu dan Lobster
19 Agustus 2017 11:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB

ADVERTISEMENT
Negeri Indonesia memang kaya dengan sumber daya perikanan tangkap. Maka tidak heran bila Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memberikan perhatian yang cukup besar untuk memerangi praktik illegal fishing.
ADVERTISEMENT
Lumbung perikanan tangkap yang ada di Indonesia juga tersebar di beberapa titik. Salah satu yang menyimpan kekayaan perikanan tangkap yang cukup besar adalah Pulau Seira.

Pulau Seira adalah kawasan yang masuk ke dalam gugusan Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Di tempat ini, potensi perikanan tangkap terutama jenis ikan karang, seperti ikan kerapu dan lobster.
Benny Lodar, salah seorang nelayan lokal setempat, mengungkapkan kondisi laut dan terumbu karang di sekitar Pulau Seira masih cukup baik. Sehingga populasi ikan kerapu dan lobster sangat banyak bahkan berlimpah di tempat ini.

"Pulau Seira ini terbagi menjadi 5 desa. Penduduknya mayoritas adalah nelayan. Kami biasa menangkap ikan sunu (sebutan ikan kerapu) dan udang (sebutan untuk lobster)," ungkap Benny kepada kumparan (kumparan.com) di lokasi, Jumat (18/8).
ADVERTISEMENT
Benny menceritakan untuk menangkap ikan kerapu dan lobster juga tidak terlalu sulit. Alat tangkap yang harus disiapkan adalah jenis pancing ulur. Tak lupa, seplastik umpan disiapkan yaitu ikan lembang kecil. Sementara itu, kapal tangkap yang mereka gunakan berukuran mini dengan mesin tempel yang suaranya cukup nyaring. Mereka menyebut kapal tersebut keting-ting.

"Kami biasa menggunakan ini," katanya sambil menunjukkan perlengkapan yang dia bawa.

Benny menceritakan biasanya ikan kerapu dan lobster cukup banyak saat sore hari. Kadang dia mengapung di laut sampai subuh. Bila beruntung, Benny mampu menangkap 10 ikan kerapu dan 5 lobster. Namun saat gelombang tinggi, tak ada hasil tangkapan yang dia peroleh.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ikan kerapu dan lobster harus diusahakan tetap hidup agar bisa dijual dengan harga tinggi di pengepul. Sedangkan bila sudah mati, dia harus cepat menjualnya ke pedagang ikan setempat agar daging ikan tidak rusak dan harga anjlok.

"Kita harus usahakan agar ini tetap hidup. Kita akan menjualnya ke keramba," ucapnya.
Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab MTB mendata potensi ikan kerapu dan lobster cukup besar. Di tahun 2016, MTB mengekspor ikan kerapu hidup hingga 15,2 ton dan ikan kerapu beku sebanyak 414 kg. Sedangkan untuk lobster hidup ekspornya mencapai 9 ton.