Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Sejak 7 Oktober, Israel Tangkap 1.590 Warga Palestina Termasuk Perempuan Lansia
30 Oktober 2023 3:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sejak agresi militer Israel di Palestina dimulai pada 7 Oktober lalu, setidaknya lebih dari 1.590 warga Palestina ditangkap. Dilansir dari media Palestina Wafa, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina dan Palestinian Prisoner's Society (PPS) menyebut di antara warga yang ditahan itu juga terdapat perempuan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan tersebut, di hari terakhir saja, Minggu (29/10), pasukan Israel yang menduduki Tepi Barat telah menahan sedikitnya 35 warga Palestina. Satu orang di antaranya adalah perempuan.
Mayoritas penangkapan ini terkonsentrasi di wilayah Nablus, Jenin, dan Yerusalem. Sedangkan sisanya tersebar di sejumlah provinsi termasuk Hebron, Qalqilya, Tubas, Salfit, dan Tulkarm.
Penangkapan ini juga disertai dengan tindakan kekerasan sistematis terhadap tahanan dan keluarga mereka. Para warga Palestina juga mendapatkan ancaman, kebijakan hukuman kolektif, hingga tindakan vandalisme yang sengaja menargetkan rumah warga sipil.
Sementara itu, dilansir Middle East Eye, juru bicara Pusat Studi Tahanan Palestina, Amina al-Taweel, mengungkapna setidaknya ada 20 orang tahanan di Tepi Barat yangs udah dibebaskan. Beberapa perempuan yang dibebaskan itu dilepas dengan syarat menjadi tahanan rumah, sedangkan sisanya dipindah ke tahanan administratif.
ADVERTISEMENT
Menurut Pusat Studi Tahanan Palestina, setidaknya ada 60 orang perempuan Palestina yang jadi tahanan. Di antaranya adalah Suhair Barghouti yang saat ini berusia 66 tahun.
Barghouti ditangkap pada 26 Oktober lalu saat puluhan tentara Israel menggerebek rumahnya di Kota Kobar, sebelah utara Ramallah. Ia adalah kedua kalinya Barghouti ditahan.
Putra sulung Barghouti, Asif, yang tinggal di kota yang sama menyatakan kepada Middle East Eye jika saat kejadian ia terbangun sekitar pukul 02.00 dini hari karena suara kendaraan militer. Ia lalu menyaksikan puluhan tentara mengepung dan menyerbut rumah ibunya.
"Mereka merusak rumah dan mengatakan kepada Ibu bahwa dia akan ditahan. Mereka sudah membawa lebih dari 11 tahanan yang ditangkap di kota yang sama. Lalu mereka mengikat tangan Ibu dan membawanya menggunakan kendaraan militer," ungkap Asif.
Keesokan harinya, Asif diberitahu oleh seorang pengacara bahwa Barghouti ditahan di Penjara Ofer dan bakal dipindahkan ke Penjara Damon, tempat para tahanan wanita ditahan.
ADVERTISEMENT
Barghouti di Tepi Barat dikenal sebagai janda Omar Barghouti yag ditahan lebih dari 30 tahun di penjara Israel. Ia juga merupakan ibu dari Saleh Barghouti yang dibunuh oleh tentara Israel pada 2018 silam dalam sebuah serangan di Ofra.
Putra Barghouti yang lainnya, Assem, pada tahun 2019 lalu ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena diduga melakukan serangan yang menewaskan empat tentara Israel. Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Saleh.
Barghouti pada 2019 lalu juga ditangkap, namun dibebaskan setelah lebih dari sebulan dipenjara. Saat ia kembali, rupanya tentara Israel sudah menghancurkan rumah kedua putranya, Saleh dan Assem.
Putra bungsu Barghouti, Muhammad, juga saat ini masih ditahan oleh Israel. Muhammad sudah beberapa kali ditahan, terakhir kali lima bulan lalu hingga saat ini.
ADVERTISEMENT