Sejak Pagi Buaya di Kali Grogol Lima Kali Muncul ke Permukaan

28 Juni 2018 14:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menyaksikan petugas mencari buaya. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyaksikan petugas mencari buaya. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pencarian buaya di Kali Grogol, Jalan Latumenten, Jakarta Barat, masih terus dilakukan. Terhitung sejak Rabu (27/6) hingga Kamis (28/6) siang tiga ekor buaya yang meresahkan warga tersebut belum tertangkap.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Wilayah 2 BKSDA Jakarta, Bambang Yudi, yang hadir di lokasi mengatakan, keramaian warga jadi faktor sulitnya buaya untuk ditangkap.
"Buaya ini kan perlu ketenangan, kemarin (Rabu) itu sudah hampir tertangkap tapi ada warga yang melempar (batu) ke arah buaya, jadi tenggelam lagi dia ke dalam," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, pasang surut air juga membuat petugas sulit menangkap buaya tersebut.
Warga menyaksikan petugas mencari buaya. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyaksikan petugas mencari buaya. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Sejak pagi hingga pukul 13.00 WIB, buaya-buaya tersebut sudah muncul ke permukaan sebanyak lima kali. Untuk memancing buaya keluar, petugas menggunakan umpan tiga ekor ayam.
"Pertama itu pukul 07.20 WIB, terus pukul 09.30 WIB, pukul 10.30 WIB itu ada dua kali di waktu yang berdekatan, terakhir ada laporan warga yang lihat, sekitar pukul 13.00 WIB," tutur Bambang.
ADVERTISEMENT
Bambang belum bisa memastikan jumlah dan jenis buaya yang kini tengah diburu. Namun berdasarkan kemunculannya, terdapat dua ekor buaya dengan dua ukuran yang berbeda dengan panjang 1,5 meter dan 2,5 meter.
"Kita belum bisa pastikan, termasuk apakah ini buaya peliharaan atau bukan. Tapi kalau dilihat dari moncongnya kemungkinan itu (buaya) muara," jelas Bambang.
Untuk penangkapan pihaknya dibantu oleh petugas Damkar tanpa menggunakan peluru tajam ataupun bius, berbeda dengan upaya penangkapan buaya di lepas Pantai Ancol beberapa waktu silam.
"Tidak boleh memang, yang kemarin (Ancol) setelah peristiwa juga sudah kami beritahu bahwa tidak boleh sampai mati," kata Bambang.
Menurutnya, sebisa mungkin buaya ini ditangkap dalam keadaan hidup sehingga tidak perlu menggunakan peluru tajam maupun bius.
ADVERTISEMENT
"Kalau (peluru) tajam kan berarti membunuh, sedang kalau ditembak peluru bius itu buaya kulitnya tebal, malah bisa berisiko (peluru) terpental kan," kata Bambang.