Sejarah Kaum Mormon yang Dibunuh di Meksiko, Mengungsi karena Poligami

6 November 2019 11:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang Mormon. Foto: AFP/MIKE NELSON
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang Mormon. Foto: AFP/MIKE NELSON
ADVERTISEMENT
Kehidupan yang tenang kaum Mormon di Meksiko terusik pekan ini. Sembilan orang dari mereka, terdiri dari perempuan dan anak-anak, tewas dibantai kelompok bersenjata.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, kelompok Mormon di Meksiko adalah pelarian dari Amerika Serikat. Mereka tidak diakui oleh otoritas gereja Mormon yang bernama lengkap Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, disingkat Gereja LDS, yang bermarkas di Utah, AS. Saat ini ada 12 juta pengikut Mormon di seluruh dunia.
Gereja Mormon adalah aliran Kristen yang dibentuk oleh Joseph Smith pada 1830. Salah satu ajaran Mormon meyakini poligami, namun ajaran ini kemudian dihapuskan karena dianggap bertentangan dengan hukum di AS.
Ilustrasi orang Mormon. Foto: AFP/MIKE NELSON
Beberapa pengikut mormon yang masih mempraktikkan poligami membangkang dan mengungsi ke Meksiko dan Kanada pada 1870-an untuk menghindari penangkapan atau persekusi. Utah masih menjadi bagian dari Meksiko saat itu sehingga banyak Mormon yang pindah ke sana. Saat ini, Utah menjadi markas besar kaum Mormon.
ADVERTISEMENT
Ketika itu perbatasan AS dan Meksiko tidak seketat sekarang sehingga mereka bisa dengan mudah melintas. Salah satu yang banyak didatangi kaum Mormon adalah negara bagian Chihuahua yang berbatasan langsung dengan AS.
Salah satu yang ikut pindah ke Chihuahua ketika itu adalah Miles Park Romney, ayah dari Senator AS Mitt Romney. Miles adalah pelaku poligami dengan empat istri yang lari dari AS pada 1885. Di tempat ini, keluarga Romney membangun pertanian besar yang hasilnya diekspor ke AS.
Warga Mormon AS telah tinggal beberapa generasi di Meksiko dengan dwi-kewarganegaraan. Hubungan mereka dengan komunitas Mormon di AS juga baik.
Kesembilan korban pembunuhan Senin lalu tengah berkendara dari Chihuahua menuju La Mora, komunitas Mormon di Arizona, untuk menghadiri pesta pernikahan. Komunitas Mormon di La Mora masih mempraktikkan poligami, namun persekusi terhadap mereka sudah tidak ada lagi.
Ilustrasi orang Mormon. Foto: AFP/MIKE NELSON
Korban pembantaian itu adalah wanita dan anak-anak, paling kecil adalah bayi kembar berusia enam bulan. Belum diketahui siapa pelaku pembunuhan tersebut, tapi serangan ini mirip penyerangan oleh kartel narkotika. Mobil korban diberondong senjata dan dibakar.
ADVERTISEMENT
Para korban adalah bagian dari keluarga besar LeBaron, Langford, Miller dan Johnson. Polisi menduga pelaku salah sasaran, namun keluarga Mormon membantahnya. Pasalnya ini bukan kali pertama keluarga LeBaron diincar kartel.
Keluarga LeBaron punya catatan konflik dengan kelompok kartel pada 10 tahun lalu. Ketika itu Benjamin LeBaron, pendiri kelompok pemberantas kejahatan SOS Chihuahua, tewas dibunuh setelah menolak bayar tebusan atas adiknya yang diculik. Setelah pembunuhan itu, adiknya yang berusia 16 tahun dibebaskan.
Keluarga berpelukan di dekat mobil milik salah satu keluarga Mormon Meksiko-Amerika yang terbakar karena diserang oleh orang tidak dikenal, di Bavispe, Sonora, Meksiko, Selasa (5/112019). Foto: REUTERS/Jose Luis Gonzalez
Peristiwa kali ini menunjukkan Meksiko masih jauh dari kata aman. Pada 2006, pemerintah Meksiko mencanangkan perang militer melawan kartel, menewaskan 250 ribu orang.
Menurut catatan Washington Post, angka pembunuhan tahun ini di Meksiko mencapai rekor tertinggi, yaitu 25.890 orang. Meski demikian, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador yang memimpin sejak Desember 2018 menolak untuk memulai perang baru dengan kartel.
ADVERTISEMENT