Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sejarah Keindahan Istana Alhambra di Spanyol
14 September 2017 19:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah video tampak seorang wisatawan mengumandangkan azan di dalam Istana Alhambra, Spanyol. Video itu pun sontak viral di media sosial. Suara azan itu terdengar merdu memecah keheningan Istana Alhambra yang megah.
ADVERTISEMENT
Istana Alhambra sendiri merupakan simbol sejarah peradaban Islam di Eropa, khususnya daerah Andalusia yang kini dikenal dengan nama Spanyol. Bangunan istana itu tak hanya menjadi tempat bernaung bagi keluarga kerajaan, akan tetapi berfungsi juga sebagai benteng pertahanan dan perlindungan bagi rakyatnya.
Sejak 1984, Istana Alhambra yang dibangun pada 1238-1358 ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs peninggalan warisan budaya dunia.
Berikut kami rangkum hal-hal yang harus kamu ketahui soal Istana Alhambra peninggalan peradaan Islam di Andalusia.
Awal Mula Dibangun
Istana Alhambra berdiri kokoh di Bukit La Sabica, Granada, Spanyol dan didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau Bangsa Moor (Moria) dari Afrika Utara secara bertahap antara tahun 1238 M hingga 1358 M.
ADVERTISEMENT
Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin Ubaidah.
Interior Istana Alhmbra
Di luar istana, dibangun taman dengan bunga-bunga indah yang bermekaran setiap musim semi. Ada juga tempat yang disebut Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang terbuat dari marmer. Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan 12 patung singa yang berbaris melingkar.
Sedangkan di dalam istana terdapat ruangan-ruangan yang dibangun dengan arsitektur indah dan megah.
Antara lain, Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354). Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ada ruangan bersiram (Hausy ar-Raihan) berukuran 36,6 m x 6,25 m. Terdapat juga Al-Birkah atau kolam di bagian tengah dengan lantai yang terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m.
Selain itu ada juga Jennat Al-Arif atau biasa disebut dengan Garden of the Architect, sebuah vila khusus raja yang berada di ujung taman Alhambra. Di tempat ini, raja bisa melihat langsung pemandangan Albayzin --sebuah perkampungan orang Arab terdahulu-- sehingga membuat raja dengan mudah melihat dan mengontrol keseharian rakyatnya.
Di dalam istana, seni kaligrafi kuffic mendominasi hiasan yang terpahat di dinding, pilar, dan atap istana. Rangkaian ayat-ayat Alquran dan motto kerajaan yang berbunyi “Wa La Ghaalib Ila Allah” berjejer rapi dan sejajar sekaligus memancarkan nuansa emas yang begitu memesona.
Jatuhnya Sejarah Islam di Istana Alhambra
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga --kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria.
Pada 1492 basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, akhirnya tunduk. Kota ini diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah.
Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillasnya tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Memasuki Abad 16, Andalusia yang selama 8 abad dalam kekuasaan Islam, berakhir.
ADVERTISEMENT