Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, perlu diketahui, perubahan nama menjadi Kopasgat ini menjadikannya kembali pada penamaan awal saat pertama kali dibentuk.
Pasukan elite TNI AU ini didirikan pada 17 Oktober 1947. Pasukan elite ini merupakan pasukan komando yang serupa dengan Kopassus yang dimiliki TNI AD. Mereka juga berkemampuan tiga matra sekaligus, yakni darat, laut, dan udara.
Setiap prajurit harus memiliki kemampuan minimal parakomando (Parako) dalam melaksanakan tugas profesionalnya, ditambah kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Pasukan ini hadir sebagai satuan elite yang tangguh. Dalam sejarah pembentukannya, pasukan ini berawal dari upaya bangsa Indonesia mempertahankan diri sekaligus mengusir Belanda setelah memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945.
Mayor Tjilik Riwut dan Kopasgat
Awalnya, Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI untuk mengirimkan pasukan saat terjadi pertempuran pada 1947. Pengiriman pasukan payung ini dilakukan untuk membantu perjuangan rakyat Kalimantan dalam mempertahankan wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Permintaan ini pun disambut baik oleh KSAU dengan menunjuk Tjilik Riwut untuk menyiapkan prajurit-prajurit AURI melaksanakan tugas penerjunan di Kalimantan.
Atas jasa Tjilik Riwut, namanya diabadikan menjadi nama bandara di Palangka Raya, Kalteng.
Pada tanggal 17 Oktober 1947 dini hari, sebuah pesawat Dakota terbang dari Maguwo, Yogyakarta, menuju Kotawaringin, Kalimantan, sebagai daerah sasaran penerjunan.
Pesawat Dakota itu diawaki Kapten Pilot Bob Freeberg dengan Copilot Makmur Suhodo, dibantu jump master Amir Hamzah dan pemandu jalan Mayor Tjilik Riwoet. Juga ada 13 pejuang prajurit AURI sebagai Satgas Dakota RI-002. Mereka kemudian melaksanakan penerjunan di Kotawaringin.
Tepat pukul 07.00 WIB, pesawat Dakota yang membawa 13 pejuang prajurit AURI berada di atas sasaran melakukan penerjunan di daerah Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat), menandai awal sejarah penerjunan oleh prajurit TNI. Atau bisa dikatakan, pertama kalinya operasi lintas udara dilakukan di Indonesia.
Tugas yang dibebankan kepada 13 penerjun tersebut adalah membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat Kalimantan, membuat stasiun radio untuk perhubungan Yogyakarta–Kalimantan, serta mengusahakan dan menyempurnakan daerah penerjunan untuk dijadikan daerah penerjunan selanjutnya.
Paskhas TNI AU
Peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh 13 prajurit AURI di Kalimantan ini menandai lahirnya satuan tempur Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, yang dikukuhkan 20 tahun kemudian berdasarkan keputusan Men/Pangau Nomor 54 tahun 1967, tanggal 12 Oktober 1967.
Setelah itu, pasukan ini diikutsertakan dalam sejumlah operasi. Salah satunya Operasi Dwikora ke Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sepulang dari operasi ini, kondisi Tanah Air sedang tak baik. Operasi penumpasan PKI tengah berlangsung. Pada 1 Oktober 1965, Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma menjadi markas pemberontakan G30S/PKI, dan AURI dituduh terlibat dalam peristiwa tersebut.
Gesekan antara AD dan AU ini memanas usai tewasnya enam jenderal AD yang diculik oleh pasukan yang dipimpin Letkol Untung, dan dihabisi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Pada 1 Oktober 1965 malam hari, atau satu hari setelah penculikan dan pembunuhan para jenderal, setelah mendapat perintah dari Soeharto, pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) -- pasukan elite AD -- pun menyerang Halim dan menguasai pangkalan udara milik AURI tersebut.
Ini juga berimbas pada anggota Pasukan Gerak Tjerapt (PGT) yang baru kembali dari Operasi Dwikora. Setibanya di Jakarta, mereka ditangkap anggota RPKAD yang kini disebut sebagai Kopassus. Mereka ditahan di Cijantung dengan status Tentara Merah.
Sejumlah Nama yang Pernah Disandang
Pasukan elite ini memang sempat mengalami perubahan nama. Dimulai dari Air Base Defence Troop (ABDT) pada 1950. Berkembang menjadi Resimen Tim Pertempuran Pasukan Gerak Tjepat (RTP-PGT) pada 1960.
Lalu, pada 1962 pasukan ini resmi bernama Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU). Empat tahun berselang atau 1966, satuan elite TNI AU ini berganti nama lagi menjadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).
ADVERTISEMENT
Lalu, pada 11 Maret 1985 satuan ini berubah nama menjadi Pusat Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (PUSPASKHASAU). Dan berubah nama lagi menjadi Kopaskhasau pada 17 Juli 1997. Kini, nama Kopasgat kembali disandang atas perintah Jenderal Andika Perkasa.