Sejarah Letusan Gunung Sinabung

19 Februari 2018 11:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Sinabung. (Foto: dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Sinabung. (Foto: dok. BNPB)
ADVERTISEMENT
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Senin (19/2) pagi. Akibat letusan ini, status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Sinabung meningkat jadi RED.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan kesekian kalinya gunung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut itu mengalami erupsi. Tahun 2010 menjadi awal perjalanan erupsi Gunung Sinabung setelah 400 tahun lamanya "tertidur" sejak tahun 1600.
Tahun 2010
Peristiwa itu terjadi pada 29 Agustus 2010. Gunung Sinabung mengeluarkan lava sehingga statusnya dinaikkan ke level tertinggi menjadi Awas. 12 ribu warga di sekitarnya dievakuasi ke 8 lokasi. Satu orang dilaporkan meninggal karena gangguan pernapasan akibat letusan Gunung Sinabung.
Puncaknya, pada 7 September 2010, Gunung Sinabung kembali meletus dengan menyemburkan debu vulkanis hingga ketinggian 5.000 meter di udara. Suara letusannya terdengar hingga 8 kilometer jauhnya.
Gunung Sinabung  (Foto: Ivan Damanik/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Sinabung (Foto: Ivan Damanik/AFP)
Tahun 2013
Sempat mereda selama dua tahun, Gunung Sinabung kembali meletus di tahun 2013. Sebanyak empat kali letusan terjadi masing-masing dua kali pada 15 September dan 17 September. Akibat letusan ini, hujan abu mencapai kawasasn Sibolangit dan Berastagi, Sumatera Utara. Sejak saat itu, aktivitas Gunung Sinabung tidak berhenti dan kondisinya terus fluktuatif.
ADVERTISEMENT
Setidaknya sepanjang November 2013, Gunung Sinabung berkali-kali mengalami letusan dan menyemburkan awan panas. Pada 24 November 2013, Gunung Sinabung dinaikkan statusnya menjadi Awas. Akibatnya, penduduk dari 21 desa dan 2 dusun diungsikan.
Tahun 2014
Kondisi ini tetap bertahan hingga memasuki awal tahun 2014. Rentetan letusan dan semburan awan panas menjadikan jumlah pengungsi bertambah sekitar 20 ribu orang. Kondisi Sinabung mulai mereda pada minggu terakhir di Januari 2014.
Meski begitu, 14 orang ditemukan tewas terkena semburan awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Payung, Karo yang berada dalam zona bahaya I.
Gunung Sinabung terus meletus. (Foto: Twitter/@Sutopo_BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Sinabung terus meletus. (Foto: Twitter/@Sutopo_BNPB)
Tahun 2016
Pada 21 Mei 2016, Gunung Sinabung kembali meletus. Semburan awan panas menyelimuti Desa Gamber yang hanya beradius 4 kilometer dari Gunung Sinabung. 7 orang dinyatakan meninggal dan 2 lainnya mengalami luka bakar dalam peristiwa tersebut. Para korban diketahui berada di Desa Gamber saat letusan terjadi.
ADVERTISEMENT
Tahun 2017
Sepanjang tahun 2017, Gunung Sinabung masih terus bergejolak dan mengeluarkan awan panas. Akibatnya ribuan warga masih harus hidup di pengungsian. Pada Mei 2017, Gunung Sinabung statusnya meningkat menjadi Awas yang ditandai dengan erupsi dan luncuran awan panas. Semburan material dari letusan ini mencapai 4 kilometer.
Letusan kembali terjadi pada Rabu, 2 Agustus 2017. Letusan terjadi pukul 10.00 WIB dengan tinggi kolom 4.200 m disertai dengan luncuran awan panas guguran sejauh 4.500 m ke Tenggara-Timur. Akibat erupsi yang hampir terjadi setiap hari, tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK mengungsi di 8 pos pengungsian. Di penghujung Desember 2017, Gunung Sinabung kembali meletus dengan menyemburkan awan panas sejauh 4,6 kilometer.
ADVERTISEMENT
Sejak meletus pada tahun 2013 lalu, Gunung Sinabung masih terus mengalami erupsi hingga yang termutakhir terjadi pada Senin, 19 Februari 2018.