Sejarah TMII: Ide Tien Soeharto hingga Jadi Tempat Wisata Murah Meriah

8 April 2021 11:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi sorotan karena pemerintah memutuskan mengambil alih pengelolaannya dari Yayasan Harapan Kita bentukan Tien Soeharto dalam 44 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Pengambilalihan pengelolaan TMII rupanya sudah dibicarakan sejak lama. Pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara bahkan mendapatkan rekomendasi dari BPK agar pengelolaan TMII diambil alih, dengan tujuan memberikan optimalisasi pengelolaan aset.
Selama ini, TMII dikenal sebagai lokasi wisata yang ramai dikunjungi warga di momen libur panjang. Bahkan, tempat ini sering menjadi langganan sekolah-sekolah untuk dikunjungi sebagai lokasi study tour.
Foto Soeharto dan Ibu Tien di Rumah Cendana. Foto: Abdul Latif/kumparan
Dikutip dari website resmi TMII, lokasi wisata yang terletak di Jakarta Timur ini berawal dari gagasan Tien Soeharto. Dalam rapat pengurus Yayasan Harapan Kita, Tien Soeharto menyampaikan keinginannya untuk membangun sebuah miniatur Indonesia yang dilengkapi rumah adat masing-masing daerah, pergelaran kesenian, hingga kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Menurut Tien Soeharto, lokasi ini dapat membangun kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa di dunia. Gagasan ini semakin diperkuat ketika Tien Soeharto mendampingi Presiden RI ke-2 Soeharto kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan Thailand, dan masing-masing mengunjungi Disneyland dan Timland.
ADVERTISEMENT
Gagasan ini kemudian disampaikan Tien Soeharto pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Wali Kota seluruh Indonesia di Istana Negara. Didampingi Mendagri saat itu, Amir Mahmud, Tien Soeharto untuk pertama kalinya mempresentasikan maksud dan tujuan pembangunan TMII.
Petugas menggunakan kostum tokoh pewayangan kera putih Hanoman bermasker saat berlangsungnya simulasi normal baru di TMII, Jakarta, Kamis (4/6). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Setelahnya, Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultants untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Pembangunan TMII pun resmi dimulai pada 30 Juni 1972. Pembangunan TMII berjalan selama 3 tahun.

TMII sebagai lokasi wisata dengan harga yang murah

Salah satu kelebihan TMII adalah harga tiket masuknya yang bersahabat. Untuk tiket masuk kendaraan dipatok mulai dari harga Rp 15.000. Sementara untuk tiket masuk museum dipatok mulai dari harga Rp 2.000 untuk Museum Olahraga Nasional, Rp 5.000 untuk Museum Transportasi, Rp 15.000 untuk Museum Indonesia, dan Rp 27.500 untuk Pusat Peragaan IPTEK.
ADVERTISEMENT
Tiket masuk rekreasinya juga terbilang murah. Seperti Kereta Api Mini dengan harga Rp 20.000, Rp 50.000 untuk Kereta Gantung, dan Rp 30.000 untuk Taman Legenda Keong Emas.
Ilustrasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Foto: Dok. TMII
Harga tiket masuk setiap museum dan rekreasi ini jika dibandingkan dengan Dufan memang jauh lebih berbeda. Untuk bisa menikmati segala wahana di Dufan, satu orang bisa dipatok harga Rp 300.000. Sementara untuk tiket masuk Sea World Ancol satu orang dipatok harga Rp 175.000.
Kini, Yayasan Harapan Kita diberikan waktu 3 bulan untuk menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. Pemerintah juga akan segera membentuk tim transisi dan akan menunjuk mitra baru untuk mengelola TMII.
Yayasan Harapan Kita juga diketahui sering menalangi dana untuk gaji pegawai. Selama diurus oleh Yayasan Harapan Kita, tidak ada setoran ke kas negara dari TMII.
ADVERTISEMENT
Bagaimana nasib TMII ke depan? Kita tunggu saja.