Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sejarah Wisata 65: Kantor Golkar DKI 'Jaman Now' dan Isu Rumah Aidit
24 Oktober 2017 12:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah postingan muncul di media sosial. Isinya menyebutkan kantor DPD Golkar DKI di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, disebut sebagai kantor partai 'jaman now'. Kok bisa?
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) pagi ini, Selasa (24/10), menyambangi kantor DPD Golkar DKI di Jalan Pegangsaan Barat No 4 RT 16/RW 5, Menteng, Jakarta Pusat. Petugas keamanan menyambut ramah. Ya, namanya markas parpol, kantor yang ini memang lain dari biasanya. Jadi petugas keamanan tak asing dengan pengunjung yang datang.
kumparan lalu masuk ke dalam area kompleks kantor. Sayangnya suasana masih sepi. Kami lalu mengambil foto dan video.
"Ramainya sore, Mas," kata seorang petugas keamanan.
Saat melihat-lihat sekeliling kantor Golkar ini, baru paham kenapa disebut sebagai kantor partai 'jaman now'. Jadi selain kantor partai politik, juga ada toko kue, ada kafe, ada juga toko baju. Ada juga musala bersih di area kompleks ini.
ADVERTISEMENT
Konsep partai politik dipadukan dengan konsep budaya nongkrong orang-orang saat ini. Tak seperti kantor partai lainnya, yang biasanya sepi dan hanya ramai saat ada kongres atau mau pemilu.
Dari segi bangunan, gedung tiga lantai ini juga terlihat hijau, dengan tanaman rambat yang mengelilingi gedung.
Tapi bicara soal sejarah '65, gedung Golkar ini punya cerita. Lagi-lagi bermula dari postingan di media sosial, menyambut kicauan tentang kantor partai zaman now tadi.
Iman Brotoseno yang dikenal sebagai sutradara ini berkicau di akun twitternya bahwa markas Golkar itu dahulu rumah DN Aidit, tokoh PKI. Di masa sebelum peristiwa G 30S, Aidit tinggal di rumah itu, sampai tentara menjemput dan mengadilinya.
kumparan kemudian menelusuri kicauan informasi yang disampaikan Iman tersebut. Soal markas Golkar DKI yang merupakan rumah Aidit ternyata pernah ditulis pengamat militer dan mantan wartawan, Salim Said, dalam bukunya 'Dari Gestapu ke Reformasi' terbitan Mizan.
ADVERTISEMENT
Salim menulis di halaman 54, 'Dengan menunjukkan kartu wartawan (Koran Angkatan Bersenjata-red) yang ditandatangani Brigjen Soegandhi, polisi yang berjaga di sana mengizinkan saya masuk. Rumah Wakil Ketua MPR, Aidit, itu (sekarang kantor Golkar DKI) sudah berantakan. Sembari mengamati ruangan yang telah diobrak-abrik massa, seorang tua pelan-pelan muncul dari dalam. "Bapak siapa?" tanya saya dengan sopan. "Saya Abdulllah Aidit, bapaknya DN Aidit,".
Keterangan Salim ini bagian dari kronik sejarah '65 di Menteng. Kabarnya, rumah Aidit itu kemudian diambil alih tentara, lalu dihibahkan ke Golkar yang notabene di era Orde Baru adalah anak emas penguasa.
Sayangnya soal rumah Aidit ini hanya terputus di sini. kumparan belum bisa mendapatkan konfirmasi dari petinggi Golkar. Belum ada satu pun yang menjawab konfirmasi kumparan, termasuk bagaimana bentuk asli rumah Aidit itu dulunya.
ADVERTISEMENT