Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Sejarawan soal Tiket Borobudur Rp 750 Ribu: Warisan Sejarah Hanya Buat yang Kaya
6 Juni 2022 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wacana kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur bagi wisatawan lokal sebesar Rp 750.000 ditanggapi oleh sejarawan. Sejarawan dari Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Andi Achmadi mengungkap hal ini sebagai bencana nasional.
ADVERTISEMENT
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyebut akan menaikkan harga tiket masuk ke Borobudur. Jumlah ini masing-masing sebesar Rp 750.000 untuk wisatawan lokal, USD 100 untuk wisatawan asing, serta Rp 5.000 untuk pelajar.
Andi Achmadi, doktor bidang sejarah dan editor pelaksana Jurnal Sejarah menolak wacana ini untuk diberlakukan. Pasalnya, ia menyebut kalau kebijakan itu diterapkan akan jadi bencana dalam ilmu pengetahuan.
“Itu kan bencana ya dalam artian ilmu pengetahuan. Diseminasi pengetahuan. Hanya menjadikan warisan sejarah itu buat orang yang punya uang. Dan itu adalah suatu bencana nasional. Saya akan bilang seperti itu kalau itu diterapkan.” kata Andi kepada kumparan, Senin (6/6).
Diseminasi merupakan proses interaktif dalam menyampaikan informasi yang akhirnya dapat mengubah pola pikir orang yang terlibat. Dengan demikian diseminasi dapat diartikan sebagai interaksi yang melahirkan inovasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Andi, hal ini akan mengundang dampak lebih luas yang merugikan bagi pelaku usaha kecil dan menengah di sekitar Borobudur.
“Jadikan itu hanya wilayah ekonomi menengah ke atas, ya sudah pasti yang kecil kecil tidak akan diliriklah ya. Yang akan datang ke Borobudur ya pastinya yang sudah siap dengan harga tiket seperti itu. Dan mereka kan tidak akan mau makan di warung pinggiran. Mereka hanya mau di kelas-kelas tertentu. Dan itu pastinya yang sektor ekonomi kecil akan gulung tikar," tutur dia.
Ia menambahkan bahwa wacana yang tepat justru tiket masuk Borobudur digratiskan dengan syarat mengatur kuota kunjungan.
“Wacana yang tepat adalah bagaimana mengatur kuota kunjungan untuk mengunjungi Borobudur. Makanya kalau saya kalau ditanya solusinya apa? Gratiskan. Semua orang bisa daftar cuma tidak semua orang bisa mengunjungi pada saat yang sama. Di situ manajemennya ya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Andi menambahkan bahwa diseminasi tempat wisata hanya terjadi di Indonesia. Menurutnya dengan tempat wisata gratis, pemerintah dapat mengembangkan ekonomi dari sektor lainnya.
“Dan saya kira ini hanya terjadi di indonesia. Kalau ke piramida kan gratis kita ke sana. Orang melihat sphinx kan gratis. Tapi ekonominya bisa dikembangkan dalam berbagai sektor yang lain di sekitarnya baik turisme, hotel, jasa dan lain sebagainya," katanya.
"Jadi saya kira seperti di Bali kan, hotel hotel besar bisa memagari pantai-pantai bagus. Itu juga kan artinya menghalangi hak orang mendapatkan hiburan yang sama sebagai warga negara," pungkasnya.
Melalui kebijakan kuota tersebut, telah ditetapkan biaya khusus tiket bagi wisatawan yang berkeinginan untuk naik ke bangunan Candi Borobudur ;
ADVERTISEMENT
Wisatawan Nusantara sebesar : Rp.750.000,-,
Wisatawan Mancanegara : $100,
Pelajar (grup Study Tour sekolah / bukan individual) : Rp.5.000,-.
Hal ini dilakukan berdasarkan monitoring dari Balai Konservasi Borobudur. Mereka mengungkapkan terdapat kondisi keausan batu dan kerusakan beberapa bagian relief pada Candi Borobudur serta pembebanan pengunjung yang berlebihan mengkhawatirkan pada kelestarian Candi Borobudur.
Peraturan kuota ini hanya berlaku bagi wisatawan yang mau naik Candi Borobudur, wisatawan biasa masih dapat mengunjungi Candi Borobudur sampai di pelataran atau halaman candi.
Harga wisatawan reguler yang berkunjung ke halaman Candi Borobudur masih sama seperti biasanya. Mereka hanya bisa berkunjung sampai halaman Candi Borobudur namun tidak sampai naik ke bangunan candi.
Reporter: Ainun Nabila