Sejumlah Dokter di Yogya Gelar Doa Bersama, Prihatin Mutasi Mendadak

7 Mei 2025 15:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah dokter dari berbagai keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rabu (7/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah dokter dari berbagai keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rabu (7/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah dokter lintas keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM di Sleman, DIY, Rabu (7/5). Mereka prihatin dengan mutasi mendadak sejumlah dokter yang dilakukan Kemenkes RI.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini dipicu ada suatu pemindahtugasan teman-teman terutama dari (dokter) anak," kata Direktur Utama RSA UGM, Prof. Dr. dr. Darwito, Sp.B-KBD.
"(Yang hadir) ada yang semuanya dari kalangan, dari dokter umum, dokter spesialis, baik spesialis yang pegang pisau, bedah, obgyn, THT, dan yang lain bahkan ada penyakit dalam, ada anak, ada semuanya hampir 16 cabang ilmu," jelasnya.
Sejumlah dokter dari berbagai keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rabu (7/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Darwito mengatakan Menteri Kesehatan sebagai pemegang wewenang dan kekuasaan, memutasi dokter dengan suka-suka.
"Saya merasa prihatin bahwa saya adalah sebagai dokter, kalau dipindah seperti itu akan bagaimana, bagaimana saat itu membina pasien, kemudian di situ kita bisa mendidik (dokter), sudah melekat dalam arti pendidikan dengan anak didik, dengan institusi pendidikan, itu dipindah dengan sesaat, tanpa alasan yang jelas," tuturnya.
Sejumlah dokter dari berbagai keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rabu (7/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Kemudian kita tidak bisa apa-apa, kita hanya bisa berdoa, karena semuanya tergantung dari penguasan," kata Ketua Kagama Kedokteran (KAGAMADOK) periode 2025-2030 ini.
ADVERTISEMENT
Dengan doa bersama ini, Darwito dan rekan sejawatnya berharap diberi ketenangan oleh Tuhan. Sehingga mereka tetap bisa bekerja dengan nyaman, berekspresi, mendidik, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Prihatin, tapi sekali kita biarkan, kita nggak bisa apa-apa, suara nggak didengarkan, yaudah kita lewat doa," bebernya.

Dua Dokter Dipindah

Di DIY, menurut Darwito, ada dua dokter yang dipindah secara mendadak. Mereka dokter anak dan obgyn. Menurut Darwito, mutasi mendadak ini baru pertama terjadi.
"Ada, yang dari DIY dipindah di Semarang, yang di Semarang dipindah di sini, ada dua kelihatannya. Dokter anak, yang satu adalah dokter obgyn. Nggak ada alasan (pemindahan)," katanya.
Lanjutnya, ke depan hal serupa bisa terjadi sewaktu-waktu ke dokter lain.
Direktur Utama RSA UGM, Darwito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Darwito mengatakan dokter tak bisa bekerja dalam suasana terancam dipindah. Mutasi mendadak ini juga merugikan, tak hanya secara pribadi tetapi secara institusi dan pasien.
ADVERTISEMENT
"Institusi bagaimana? Kalau dia pendidik berarti di situ akan ada suatu kesenjangan dalam pendidikan. Harusnya anak didiknya menjadi baik, sekarang adalah dia mungkin tidak bisa mendidik dengan baik," katanya.
"Pasien yang kasihan, dia sudah in (cocok) dengan pasien-pasiennya, dia dipindah mendadak, itu kan suatu hal yang juga harus kita perhatikan," terangnya.

Kata MKEK IDI DIY

Sejumlah dokter dari berbagai keilmuan menggelar doa bersama di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rabu (7/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI DIY dr. Joko Murdiyanto, Sp. An., MPH, FISQua yang turut hadir di doa bersama mengatakan dirinya turut bersimpati atas peristiwa ini.
"Berkaitan dengan acara ini, keprihatinan, doa bersama, itu implementasi dari pasal 18 Kode Etik Dokter Indonesia," kata Joko.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya ingin dilakukan. Nah, karena saya baca di rilis apa pun di medsos oleh PP IDAI [Ikatan Dokter Anak Indonesia] bahwa ada sesuatu yang bisa disampaikan, ya saya merasa sebagai teman sejawat, saya bisa merasakan apa yang dirasakan teman-teman ikatan dokter anak Indonesia," katanya.
Joko mengatakan memutasi dokter tidak seperti memindah barang. Ketika dokter berpindah tugas maka dia akan susah dijangkau masyarakat yang selama ini jadi pasiennya.

Penjelasan Kemenkes

Salah satu gedung di RSUP Fatmawati. Foto: Nugroho. GN/kumparan
Kemenkes telah memberi penjelasan terkait polemik tersebut. Mereka memastikan mutasi ini adalah hal biasa dalam sebuah organisasi.
"Rotasi yang dilakukan terhadap dr. Piprim adalah hal yang biasa dalam organisasi. Selain beliau ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes," demikian keterangan Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes.
ADVERTISEMENT
"Perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak. Kehadiran yang bersangkutan diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF. Perlu diketahui bahwa RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI)," lanjut Kemenkes.
Sementara untuk kasus di RS Adam Malik Medan, Kemenkes mengatakan bahwa dr. Rizky merupakan dokter mitra atau dokter lepas. Bukan merupakan pegawai dari rumah sakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk mutasi dua dokter lainnya, dr. Fitri dan dr.Hikari, belum ada keterangan dari Kemenkes.