Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Sejumlah Gedung Peninggalan Kolonial di Jakarta yang Kini Masih Dipakai
14 Agustus 2024 7:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menyinggung nuansa kolonial di Istana Negara, Istana Merdeka, maupun Istana Bogor. Hal itu, kata dia, yang mendorongnya memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Jokowi merasa selalu dibayang-bayangi nuansa kolonial ketika berada di kompleks kepresidenan itu. Pernyataan Jokowi disampaikan saat memberi pengarahan kepada ratusan kepala daerah seluruh Indonesia di Istana Negara IKN, PPU, Kaltim.
Di Jakarta sendiri ada beberapa bangunan masa kolonial yang digunakan hingga kini. Berikut kumparan merangkumnya.
Gedung Balai Kota Jakarta
Gedung Balai Kota Jakarta menjadi salah satu bangunan masa kolonial yang hingga kini masih digunakan. Meski sudah mengalami renovasi.
Dikutip dari laman Biro Umum dan ASD Setda Pemprov DKI Jakarta, gedung Balai Kota yang digunakan saat ini dibangun pada abad ke-19. Gedung itu semula digunakan sebagai tempat kediaman Burgemeester (Wali kota).
Kemudian pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, gedung itu digunakan untuk kantor Jakarta Tokubetsusi dengan kepala pemerintahannya disebut sityoo. Lalu pada masa Indonesia merdeka nama itu diganti menjadi pemerintahan nasional Kota Jakarta--Kepala pemerintahan nasional Kota Jakarta kemudian disebut Balai Agung dengan wali kota pertama dijabat oleh Suwiryo.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1970-an, kompleks Bali Kota Jakarta diperluas dan dilengkapi dengan gedung baru berlantai 23. Berarsitektur modern dengan fasilitas perkantoran yang lengkap.
Dalam perkembangan selanjutnya bangunan di Jalan Medan Merdeka Selatan No 9 dibongkar untuk didirikan bangunan bertingkat yang saat ini dikenal dengan Blok G Balai Kota.
Pada tahun 2016-2019, Balai Kota Jakarta mengalami penambahan seperti Masjid Fatahillah Balai Kota maupun Jakarta Smart City Lounge. Di era kompleks Balai Kota yang awalnya hanya berfungsi sebagai perkantoran pegawai bertransformasi menjadi tempat Meeting dan Convention yang digunakan luas oleh masyarakat.
Gedung Pancasila
Gedung Pancasila dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Gedung itu dulunya bernama Gedung Volksraad. Gedung Pancasila sekarang menjadi bagian dari kompleks bangunan Gedung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Kemlu RI, tak ada catatan resmi mengenai kapan tepatnya Gedung Pancasila dibangun. Namun, dari beberapa literatur menyebutkan bangunan ini dibangun sekitar tahun 1830.
Gedung Pancasila awalnya dibangun sebagai rumah kediaman Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda di Hindia Belanda, yang juga merangkap sebagai Letnan Gubernur Jenderal.
Dikutip dari berbagai sumber, setelah periode kemerdekaan pada awal 1950, gedung ini dialihkan kepada Kemlu RI. Kemudian namanya diganti menjadi Gedung Pancasila pada 1 Juni 1964.
Selama tahun 1960-an, gedung ini digunakan untuk mendidik calon diplomat. Saat ini, gedung tersebut dimanfaatkan untuk upacara-upacara penting Kementerian Luar Negeri.
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo terletak di Jakarta Pusat. RSCM didirikan pada 19 November 1919 yang namanya sambil dari tokoh pahlawan masa kolonial, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman RSCM, pada tahun 1896, Dr H. Roll ditunjuk sebagai pimpinan pendidikan kedokteran di Batavia (Jakarta). Saat itu laboratorium dan sekolah dokter Jawa masih berada pada satu pimpinan.
Pada tahun 1910, Sekolah Dokter Jawa diubah menjadi Stovia, cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sampai saat ini, RSCM masih menjadi rumah sakit pemerintah dan menjadi tempat pendidikan dokter.
Stasiun Jakarta Kota
Satu lagi bangunan yang kental dengan nuansa kolonial di Jakarta. Ya, Stasiun Jakarta Kota.
Letaknya di kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Stasiun ini juga dikenal dengan sebutan Beos.
Nama asli stasiun ini dulunya adalah Stasiun Batavia-benedenstad. Lalu pada zaman pendudukan Jepang mulai menggunakan Djakarta.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari berbagai sumber, nama Beos memiliki banyak versi. Pertama nama Beos mengacu pada nama stasiun Batavia BOS Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Perusahan kereta api tersebut yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh.
Pada versi lain, nama Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain
Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai cagar budaya melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993. Stasiun tersebut juga masih berfungsi dengan baik.
Gedung Filateli
Gedung Filateli juga merupakan salah satu bangunan peninggalan masa kolonial Hindia Belanda di Jakarta. Letaknya di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Gedung ini dahulunya merupakan kantor pos pertama didirikan masa kolinial tahun 1974. Gedung tersebut didirikan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf W. Baron van Imhoff.
Gedung Filateli ditetapkan Pemprov DKI Jakarta sebagai bangunan Cagar Budaya.
Saat ini bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai ruang kreatif seni, budaya, hiburan, dan sejarah.
Gedung Bappenas
Gedung Bappenas dibangun pada tahun 1925. Gedung ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda di Jakarta.
Dikutip dari berbagai sumber, gedung ini dibangun sebagai tempat perkumpulan kebatinan Ster In Het Ossten (Bintang Timur).
Perkumpulan kebatinan ini diduga memiliki hubungan dengan organisasi Freemason, yang dianggap sebagai musuh oleh pihak kolonial Belanda karena tidak berdasarkan agama atau teologi manapun.
Setelah era kemerdekaan Indonesia, gedung ini sempat digunakan sebagai kantor Dewan Perencanaan Nasional--bertugas membantu Presiden Sukarno dalam merumuskan rencana pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1965, setelah peristiwa G30S/PKI, bangunan tersebut diambil pihak militer pimpinan Soeharto untuk dijadikan tempat pengadilan militer luar biasa (Mahmilub) untuk mengadili para tokoh-tokoh G30S/PKI. Salah satu tokoh G30S/PKI yang diadili di gedung Bappenas adalah Letkol Untung.
Gedung Kemenkeu
Gedung Kementerian Keuangan (Kemenke) satu di antara bangunan 'warisan' pemerintahan kolonial Belanda di Jakarta.
Gedung ini dulu didirikan oleh Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels, pada tanggal 7 Maret 1809 yang semula bertujuan untuk memindahkan Kastil Batavia--yang semula berada di muara Sungai Ciliwung--untuk dipindahkan ke Ibu Kota Jakarta.
Gedung ini adalah bangunan tertua kedua di Jakarta Pusat setelah Istana Negara.
Sejak awal tahun 1950-an, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat Kementerian Keuangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Stasiun Jatinegara
Stasiun Jatinegara adalah terletak di perbatasan antara Kecamatan Jatinegara dan Matraman, tepatnya di Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Pada awalnya Jatinegara bernama Meester Cornelis. Nama itu diangkat dari panggilan murid-murid kepada seorang guru yang mengajar, mendirikan sekolah, dan berkhotbah di kawasan tersebut, yakni Cornelis Senen.
Kemudian nama tersebut diubah menjadi Jatinegara pada masa pendudukan Jepang. Nama Jatinegara berarti "Negara Sejati", sebutan dari Pangeran Jayakarta yang lebih dulu mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum.
Kampung ini didirikan setelah Belanda menghancurkan Keraton Sunda Kelapa dan berada di antara Rawamangun dan Pasar Klender.
Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai terletak di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Jakarta dengan luas mencapai kurang lebih 2,47 hektare.
ADVERTISEMENT
Wilayah Manggarai sudah dikenal sejak abad ke-17. Kawasan ini merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores yang kemudian berkembang menjadi Gementee Meester Cornelis.
Stasiun Manggarai dibangun pada tahun 1914 dan selesai pada 1 Mei 1918. Sejak dibangun, tak ada perubahan yang mencolok pada bangunan stasiun ini.
Pembangunan Stasiun Manggarai dipimpin oleh arsitek Belanda, Ir. J. van Gendt.