Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sejumlah Kiai yang tergabung dalam komunitas Jaringan Nahdliyyin Pengawal Khitthah Nahdlatul Ulama (JNPK-NU) mendorong digelarnya Munaslub PBNU.
ADVERTISEMENT
Para kiai itu antara lain Syuriah PBNU yang juga Ketua Nasional FKUB Kiai Abdul Muhaimin; Gus Baihaqi, mantan ketua PBNU dan sekjen forum pesantren, Kiai Imam Aziz, mantan ketua PBNU sekaligus pendiri LKiS dan Ketua OC Muktamar NU Jombang dan Lampung;
Kiai Marzuki Kurdi, mantan ketua Lakpesdam era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga ketua PBNU dan SC Muktamar; Kiai Nur Kholik Ridwan, ketua Lakpesdam DIY dan pengasuh Pesantren Bumi Cendekia Yogya, serta sejumlah tokoh lainnya.
Alasan para kiai ini mendorong Munaslub yakni sikap elite PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf dan Sekjen Syaifullah Yusuf yang menolak Pansus Angket Haji 2024 bergulir di DPR RI.
“Sebagai Ormas diniyah-ijtima'iyyah, NU seharusnya fokus dan khidmah untuk kemaslahatan umat, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan terutama agama. Politik praktis adalah ranah partai politik yang seharusnya tidak dimasuki oleh PBNU, sebagaimana mandat Khittah NU hasil Muktamar 1984,” demikian bunyi pernyataan sikap JNPK-NU dalam sebuah pertemuan di Yogyakarta, Sabtu (11/8).
ADVERTISEMENT
Para kiai ini mendesak bila rekomendasi yang dikeluarkan diabaikan oleh PBNU, maka sebaiknya PBNU menyelenggarakan Munas Luar Biasa (MLB).
“Jika 9 rekomendasi tersebut diabaikan maka dengan segala hormat, kami memohon elite PBNU yang berkonflik mundur atau menyelenggarakan MLB karena dirasa sudah jauh dari perilaku-perilaku yang berpijak pada konstitusi NU,” lanjutnya.
Berikut adalah pernyataan sikap lengkap yang dikeluarkan JNPK NU:
ADVERTISEMENT