Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Sejumlah Personel Polres Asahan Diperiksa di Kasus Tewasnya Pandu Brata
17 Maret 2025 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara turut melakukan observasi terhadap tewasnya remaja di Asahan bernama Pandu Brata Syahputra (18). Pandu sebelumnya disebut-sebut tewas usai dianiaya sejumlah personel kepolisian.
ADVERTISEMENT
Staf Advokasi KontraS Sumut Ady Yoga menuturkan pihaknya melakukan investigasi dan observasi sejak Sabtu (14/3) lalu. Dari hasil investigasi itu, mereka mendapat kesaksian warga sekitar bahwa Pandu dianiaya oleh tiga orang.
“Berdasarkan temuan kami di TKP bahwa warga sempat melihat tiga anggota kepolisian yang menendang bagian perut Pandu,” kata Ady di Medan pada Senin (17/3).
“Warga sekitar juga mendengar teriakan Pandu meminta ampun dan meminta tolong. Kesaksian warga ini menjadi penguat dugaan kami bahwa benar telah terjadi tindakan kekerasan yang agresif oleh anggota kepolisian,” kata dia.
Selain itu, kata Ady, sebelum tewas, Pandu juga sempat mengeluhkan sakit di bagian perut. Hal ini juga diketahui berdasarkan keterangan saksi lainnya.
“Korban mengaku telah ditendang perutnya oleh anggota kepolisian kepada keluarganya. Saat akan dijemput dari Polsek Simpang Empat, Pandu juga sempat menghubungi rekannya agar segera menjemputnya karena mengalami sakit di bagian perut,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Sehingga klarifikasi dari pihak kepolisian bahwa tidak adanya tindak kekerasan yang dilakukan adalah bentuk kebohongan publik yang mencoba menghindar dari kebenaran dan keadilan,” jelasnya.
Selain itu, Ady juga menyoroti soal Pandu yang dinyatakan positif narkoba. Sebab, menurut mereka, Pandu dua kali dites urine.
Dari hasil tes pertama, urine Pandu dinyatakan negatif narkoba. Sementara, tes kedua, hasil pemeriksaan itu samar.
“Di Polsek Pandu ternyata dites urine berdasarkan keterangan saksi dites dua kali. Pertama hasilnya negatif, tes kedua samar-samar,” kata dua.
Sejumlah polisi diperiksa
Di sisi lain, Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani menyebut Propam Polda Sumut sudah turun untuk menangani kasus tersebut. Sejumlah personel yang terlibat dalam penangkapan Pandu pun diperiksa.
ADVERTISEMENT
“Propam sudah turun. Sejumlah personel turut diperiksa,” kata Siti kepada kumparan.
Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi menuturkan bahwa saat ini rekonstruksi sedang dilakukan.
“Ini sedang rekonstruksi dan mau dirilis. Infonya sudah ada penetapan tersangka,” kata dia.
Namun, Sanusi tidak membeberkan siapa yang menjadi tersangka dalam kasus ini. Apakah personel kepolisian atau justru warga sipil.
Pandu sebelumnya dikejar lalu diamankan oleh polisi pada Minggu (9/3) lalu. Mulanya, polisi mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa sekitar 50 orang hendak melakukan balap liar.
Polisi pun turun ke lokasi. Mereka membubarkan kerumunan tersebut. Setelah itu, polisi berpatroli.
Polisi lalu memergoki Pandu dan tiga temannya berboncengan di satu motor. Pandu duduk paling belakang.
Motor yang mereka kendarai pun melaju dengan kecepatan tinggi dan berjalan zigzag. Pandu pun melompat dan jatuh dari motor.
ADVERTISEMENT
“Yang bersangkutan melompat ke arah kanan dan terjatuh telungkup ke tanah lalu Pandu Brata mencoba melarikan diri dan terjatuh lagi telungkup ke tanah,” kata dia.
“Pada saat itu ditemukan pelipis sebelah kanan terluka dan mengeluarkan darah karena jatuh,” sambungnya.
Lalu, Pandu pun dibawa ke Polsek. Ia kemudian dites urin dinyatakan positif menggunakan narkoba. Pandu pun dijemput oleh pihak keluarga.
Setelahnya, pada Senin (10/3), Pandu meninggal dunia usai menjalani perawatan.