Sejumlah Problem yang Membuat Kapal Namse Bangdzhod Sulit Terdeteksi

8 Januari 2019 7:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Dok. marinetraffic)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Dok. marinetraffic)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapal tanker Namse Bangdzhod hilang kontak setelah berlayar dari Sampit menuju Jakarta pada 28 Desember 2018 lalu. Hingga kini belum ada informasi pasti, terkait titik terakhir keberadaan kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini kami masih berkoordinasi. Di Teluk Jakarta sampai radius 50 km dari Tanjung Priok tuh belum ketemu kapalnya tuh. Selanjutnya kan saya koordinasi dengan Sunda Kelapa, kita cek ritnya juga enggak ketemu," kata Kasie Ops Kantor SAR DKI Jakarta Made Oka saat dihubungi, Selasa (8/1).
Is menjelaskan, kapal tersebut mendapat persetujuan berlayar tanggal 27 Desember. Seharusnya kapal itu boleh berangkat berlayar pada tanggal 30 Desember.
"Tapi mereka kan berangkat tanggal 28, nah setelah berlayar itulah kami enggak tahu keadannya. Lost contactnya dari Sampit," tutur dia.
Made Oka menjelaskan, ada problem lainnya yang membuat kapal tanker ini sulit terdeteksi keberadaannya. Yang utama soal dugaan tidak adanya sistem GPS di kapal itu.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya kapal itu kan kalau mau berlayar itu kan punya GPS biar kedeteksi, terus dilengkapi dengan alat komunikasi, biar saling melaporkan. Ini sepertinya enggak ada," ungkap dia.
"Kalau misalnya ada kapal yang melintas bisa mengabari. Posisi terakhir kan juga bisa dilaporkan," imbuh dia.
Ia menjelaskan, berdasarkan data marine traffic di Teluk Jakarta, kapal tersebut sempat terlihat di radius 50 nautical mile. "Nah, berdasarkan record marine traffic itu, pada tanggal 3 ada di Teluk Jakarta. Tapi saya cek di tanggal itu melalui BTS, tidak ada record-nya masuk Jakarta. Di tanggal dia berangkat memang sudah tidak ada informasi lagi. Harusnya last known position info terakhir di Sampit," jelas Made
"Tapi waktu saya cek ke situ, ternyata tidak ada. Laporannya berdasarkan katanya di Tanjung Karawang. Tanjung Karawang evidence-nya apa yang dilaporkan? Apakah GPS tracker, tapi saya tanya mereka tidak punya GPS tracker. Berdasarkan marine traffic Tanjung Karawang," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Selain sejumlah problem tersebut, Oka juga menyebut kapal ini juga sempat dibajak pada tahun 2013 lalu. "Tapi kan sejarahnya tahun 2013 juga pernah dibajak di Batam. Dibajak perompak, infonya demikian," tutupnya.