Sekeluarga Lompat dari Apartemen: Berdoa di Klenteng dan Bisnis Kapal Bangkrut

18 Maret 2024 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan fakta baru dalam kasus sekeluarga lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan AEL (52) istri dari EA (50) dan dua anaknya yang masih berumur 15 (perempuan) dan 13 (laki-laki) tahun, sempat berdoa di Klenteng yang berseberangan dengan titik tempat kejadian peristiwa pada lantai 22.
Hady mengatakan, di klenteng itu tidak pernah terkunci itu, dirawat oleh Akong, penjaga yang bertugas menggantikan perlengkapan ibadah dan membersihkan tempatnya.
Dari pengakuan Akong, sang istri sempat berdoa. Sementara suami dan kedua anaknya menunggu di luar ruangan tersebut.
"Sembahyang dilihat. Cuma enggak nyangka dia kalau selesai ibadah bakal loncat," ujar Hady saat dijumpai wartawan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (18/3).
Korban punya bisnis kapal
Dalam kesempatan yang sama Hady juga mengungkapkan bahwa keluarga tersebut sebelumnya memiliki usaha kapal ikan. Namun, sejak pandemi COVID 19 melanda Indonesia, usaha tersebut gagal dan bangkrut.
ADVERTISEMENT
"Dulu yang bersangkutan ini punya kapal ikan. Saya kurang paham pemilik atau apanya. Tapi pas COVID usahanya ini bangkrut. Di situlah mulai yang bersangkutan ekonominya mulai kacau. Usaha nangkap-nangkap ikan," tutur Hady.
Hady enggan mengatakan kondisi ekonomi itu menjadi awal keterkaitan informasi terlilit pinjaman online (pinjol) kepada keluarga itu.
Dia mengaku belum bisa memastikannya karena semua ponsel korban hancur di dalam tas yang jatuh bersama mereka saat peristiwa terjadi.
"Itu belum bisa saya jawab. Pinjolnya pinjol apa. Handphone-nya aja enggak bisa dibuka," sambung Hady.
Informasi keterkaitan sekeluarga ini dengan lilitan pinjol mencuat usai tetangga korban mengaku sempat mendapatkan cerita dari mereka soal tak mampu melakukan pinjaman lagi dari aplikasi pinjaman online.
ADVERTISEMENT
“Terus dia pernah curhat sama istri saya dia tidak bisa pinjam online lagi. Jadi saya dugaan ada pinjam online juga, mungkin ya,” ujar kata tetangga korban yang enggan disebutkan identitasnya, Sabtu (9/3).