Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Wakorbid Pratama Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) akhirnya memutuskan mundur dari bursa caketum periode 2019-2024. Padahal, sebelumnya, Bamsoet bersikeras mendaftarkan diri meski dinilai telah melanggar kesepakatan dengan caketum petahana Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Menurut Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, sejak awal sebenarnya sudah ada politik timbal balik antara Airlangga dengan Bamsoet. Bamsoet sengaja diberikan posisi Ketua MPR dan sejumlah kesepakatan lain oleh Airlangga agar tidak maju sebagai caketum Golkar.
"Bamsoet kan sudah menerima itu, mulai dari Ketua DPR dan Ketua MPR. Give-nya dari Pak Airlangga sudah dia terima, sekarang gimana yang lain? Itu kan sudah ditawarkan juga oleh Pak Airlangga. Sejauh Pak Airlangga bisa mengupayakan, ya beliau upayakan," kata Lodewijk di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (3/12).
Namun, menurutnya, tak semua keinginan dalam proses rekonsiliasi bisa dikabulkan oleh Airlangga. Sebab, ada beberapa hal yang perlu dibicarakan dengan pihak-pihak lainnya.
"Airlangga kan ada batas kemampuan dan kewenangan, apa yang dia berikan, tidak semuanya. Selama itu mungkin dalam koridor beliau sebagai Ketum atau pejabat negara, bisa dia sampaikan. Tapi di luar itu kan tidak," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lodewijk memberikan contoh, sebagai Ketum Golkar, Airlangga mungkin punya kewenangan untuk mengajukan kadernya sebagai calon duta besar. Namun, dalam prosesnya, tetap dibutuhkan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri dan Presiden.
"Tentunya memang harus dikomunikasikan ke Menlu dan Presiden, apakah kita ada peluang untuk itu atau tidak," tambah Lodewijk.
Untuk itu, menurutnya, tak tertutup kemungkinan Airlangga akan memberikan posisi tertentu bagi para loyalis Bamsoet. Baik di struktur partai maupun di eksekutif.
"Contoh, seorang Dedi Mulyadi siap mundur dari pimpinan komisi. Ya itu betapa seorang kader Golkar punya sifat legawa demi kebesaran partai. Saya yang duduk sebagai pimpinan komisi di DPR, siap mundur untuk memberikan ruang bagi pengikut lain. Kan bagus," pungkasnya.