Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Sekjen MUI Tanggapi Said Aqil: Kemenag dan UIN Semuanya Nyaris dari NU
28 Januari 2019 9:40 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB

ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meyakini ucapan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj yang mengharuskan kader NU untuk memegang jabatan di masjid dan Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan pernyataan pribadi. Meski begitu, Abbas meyakini Said Aqil sadar akan ucapannya.
ADVERTISEMENT
"Tetapi apa yang hendak dilakukan oleh Said Aqil Siradj adalah untuk mengambil dan meraup semua jabatan dan posisi yang ada di negeri ini untuk NU. Dan apa yang dia katakan itu tampaknya bukanlah keseleo lidah, tapi sudah beliau kerjakan," ujar Abbas saat dihubungi, Senin (28/1).

Menurut Abbas, hal itu terlihat dari komposisi pejabat yang ada di Kementerian Agama. Dia menilai saat ini tak ada satu pun wakil dari Muhammadiyah yang menduduki posisi di Kemenag.
"Saat ini di Kementerian Agama tidak ada satu pun orang Muhammadiyah di eselon satu dan dua, semuanya nyaris dari NU. Begitu juga rektor-rektor UIN (Universitas Islam Negeri) dan IAIN (Institut Agama Islam Negeri), semuanya nyaris dari NU," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Abbas menilai Said Aqil harus segera membuat permohonan maaf. Sebab, menurutnya, pernyataan Said Aqil malah akan memecah persatuan umat Islam.
"Umat dan bangsa harus berhati-hati dengan ide yang membahayakan ini. Baikkah ini? Jawabnya adalah tidak, dan skenario ini harus dihentikan kalau anak-anak bangsa ini masih mau negeri ini aman, damai dan tenteram," pungkasnya.
Pernyataan Said Aqil sebelumnya dilontarkan saat memberikan tausiyah dalam peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (27/1) lalu. Menurut Said Aqil, agar kader-kader NU bisa berperan secara lebih luas, lembaga-lembaga keagamaan harus bisa dimenangkan. "Supaya berperan di tengah tengah masyarakat, peran apa, syuhudan diniyan, peran agama harus kita pegang," kata Said.
ADVERTISEMENT