Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sekjen NATO Minta Korsel Kirim Bantuan Militer ke Ukraina
30 Januari 2023 13:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Stoltenberg bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Korsel pada Minggu (29/1). Sehari setelahnya, dia meminta negara itu untuk berbuat lebih banyak dalam membantu Ukraina. Stoltenberg menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan pasokan amunisi.
Kepala NATO tersebut menyarankan agar Korsel mempertimbangkan kembali kebijakannya yang menolak untuk mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik, seperti Ukraina.
Stoltenberg kemudian merujuk kepada Jerman dan Norwegia. Mereka memiliki kebijakan serupa sebelum merevisinya usai Presiden Rusia, Vladimir Putin, menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
"Jika kita percaya pada kebebasan, demokrasi, jika kita tidak ingin otokrasi dan totaliter menang, maka mereka membutuhkan senjata," ujar Stoltenberg di Chey Institute di Ibu Kota Seoul, dikutip dari AFP, Senin (30/1).
Stoltenberg menyampaikan pernyataan ini dalam lawatannya ke Seoul sebagai bagian dari perjalanan Asia yang turut meliputi Jepang.
ADVERTISEMENT
Agenda tersebut ditujukan untuk memperdalam hubungan dengan sekutu di kawasan, terutama sehubungan dengan tanggapan atas perang di Ukraina dan persaingan dari China. Korsel sendiri adalah pengekspor senjata yang semakin signifikan secara global.
Korsel baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menjual ratusan tank ke negara Eropa, termasuk Polandia yang merupakan anggota NATO. Walau menyalurkan bantuan kemanusiaan dan tidak mematikan, Korsel belum menyumbangkan senjata ke Ukraina.
Korut telah membantah tudingan tersebut sejak akhir pekan lalu. Pihaknya memperingatkan, Amerika Serikat (AS) akan menghadapi konsekuensi bila terus menyebarkan rumor semacam ini.
ADVERTISEMENT
"Mencoba menodai citra [Korea Utara] dengan memalsukan sesuatu yang tidak ada adalah provokasi besar yang tidak pernah bisa dibiarkan dan itu akan memicu reaksinya," tegas direktur jenderal Departemen Luar Negeri Korut untuk Urusan AS, Kwon Jong-gun.