Sekjen PAN Bantah Koalisi KIM di Pilkada Pecah

14 Juli 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno memberikan keterangan saat konferensi pers menjelang Rakernas 4 PAN di Kantor DPP PAN, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno memberikan keterangan saat konferensi pers menjelang Rakernas 4 PAN di Kantor DPP PAN, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekjen PAN Eddy Soeparno membantah Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilkada 2024 pecah.
ADVERTISEMENT
“Kalau perpecahan saya pastikan tidak,” kata Eddy saat ditemui di acara Garage Sale Blue Squad di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (14/7).
Dugaan pecahnya koalisi pemenangan Prabowo Subianto itu muncul karena pecahnya kubu koalisi di Pilkada beberapa daerah.
Contohnya di Pilkada Banten. Gerindra dan PAN sepakat untuk mengusung pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah melawan calon usungan Golkar, Airin Rachmi Diany.
Begitu juga di Pilkada Jakarta dan Jawa Barat, Golkar dan Gerindra tampaknya masih tarik menarik soal pencalonan Ridwan Kamil.
Namun Eddy melihat pecah kubu ini merupakan hal yang wajar bagi KIM yang beranggotakan 4 partai besar anggota parlemen.
Calon Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi Ketua Umum Partai Koalisi Indonesia Maju, Agus Harimurti Yudhoyono, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan dan Yusril Ihza Mahendra menyampaikan pidato politik di Jakarta, Kamis (21/03). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
“Tetapi kita di KIM ini ada 4 partai yang duduk di parlemen, sementara Pilkada hanya ada cagub-cawagub, hanya dua. Jadi dua pasti akan tertinggal,” kata Eddy.
ADVERTISEMENT
Meski begitu Eddy mengatakan dalam merumuskan peta Pilkada, KIM selalu berdiskusi. Sehingga setiap keputusan yang diambil selalu diketahui oleh seluruh anggota koalisi.
“Di sini kemudian butuh pembahasan di internal di mana kira-kira nanti masing-masing di antara anggota di KIM itu bisa mengajukan kadernya kalau tidak bisa di Jakarta mungkin bisa di Jawa Barat, nah ini yang sekarang jadi pembahasan,” jelasnya.
Eddy juga mengatakan bahwa dalam koalisi, keputusan tidak diputuskan secara sepihak. Namun oleh ketum setiap partai anggota.
“Keputusan akhir nanti ada pada tangan ketum, dalam hal ini Pak Prabowo sebagai ketum gerindra, Pak Zul (Zulkifli Hasan) PAN, Airlangga (Ketum Golkar), dan Mas AHY (Ketum Demokrat),” tuturnya.