Sekjen PBB Beri Peringatan: Dunia Tak Akan Biarkan Lebanon Jadi Gaza yang Lain

22 Juni 2024 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap dan api menutupi area tersebut setelah serangan roket dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, dekat Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasannya dengan Lebanon, Senin (3/6/2024). Foto: REUTERS/Ayal Margolin ISRAEL OUT
zoom-in-whitePerbesar
Asap dan api menutupi area tersebut setelah serangan roket dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, dekat Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasannya dengan Lebanon, Senin (3/6/2024). Foto: REUTERS/Ayal Margolin ISRAEL OUT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan atas meningkatnya perang kata-kata dan bentrokan mematikan antara militer Israel dan pejuang Hizbullah di Lebanon, Jumat (21/6).
ADVERTISEMENT
Pasukan penjaga perdamaian PBB berupaya menenangkan situasi dan mencegah “salah perhitungan” usai kedua pihak kemungkinan meningkatkan konflik skala penuh.
“Satu tindakan gegabah – satu kesalahan perhitungan – dapat memicu bencana yang melampaui batas negara dan, sejujurnya, di luar imajinasi,” kata Guterres kepada wartawan, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Mari kita perjelas: Masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak akan membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain,” tambahnya.
Sekjen PBB Antonio Guterres. Foto: Pedro Nunes/REUTERS
Pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL, serta pengamat teknis tak bersenjata yang dikenal sebagai UNTSO, telah lama ditempatkan di Lebanon selatan. Mereka memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru.
“Penjaga perdamaian PBB berada di lapangan berupaya meredakan ketegangan dan membantu mencegah kesalahan perhitungan,” kata Guterres.
ADVERTISEMENT
“Dunia harus menyatakan dengan lantang dan jelas: Deeskalasi dalam waktu dekat tidak hanya mungkin dilakukan – namun juga penting. Tidak ada solusi militer,” ungkapnya.
Hizbullah telah menembakkan roket dan drone ke Israel sejak mereka melancarkan perang di Gaza pada Oktober lalu.
Israel kemudian membalasnya dengan serangan udara mematikan dan tembakan artileri berat. Ratusan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi di sepanjang perbatasan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, sebelumnya berjanji untuk mengubah Beirut menjadi Gaza.
Pekan ini, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan tidak ada batasan dan aturan jika Israel melancarkan serangan besar ke Lebanon.