Sekjen PBB Desak Hamas Lanjutkan Pembebasan Sandera Israel

11 Februari 2025 17:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBB Antonio Guterres. Foto: Pedro Nunes/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBB Antonio Guterres. Foto: Pedro Nunes/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekjen PBB Antonio Guterres meminta agar Hamas tetap melanjutkan pembebasan sandera Israel yang direncanakan pada Sabtu (15/2) mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Hamas mengancam menunda pertukaran tahanan-sandera karena Israel masih menyerang Palestina di fase pertama gencatan senjata.
"Kita harus menghindari dengan segala cara dimulainya kembali permusuhan di Gaza yang akan menyebabkan tragedi besar," kata Guterres dalam unggahan di media sosial X, Selasa (11/2), dikutip dari AFP.
Seorang pria berdiri di atas sebuah bangunan yang rusak parah dan melihat bangunan lain yang hancur di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, Senin (7/10/2024). Foto: Bashar Taleb/AFP
Guterres mengimbau Gaza untuk melanjutkan rencana pembebasan sandera.
"Kedua belah pihak harus memenuhi komitmennya dalam kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan negosiasi serius," katanya.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai pada 19 Januari, menghentikan pertempuran yang berlangsung selama lebih dari 15 bulan di Jalur Gaza. Dalam kesepakatan gencatan senjata itu, kedua belah pihak sepakat untuk menukar tahanan-sandera.
Sejumlah sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan oleh militan Hamas sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel di Deir Al-Bala Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Namun sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzadin al-Qassam, mengatakan pembebasan sandera yang seharusnya dilakukan pada Sabtu pekan ini akan ditunda sampai pengumuman berikutnya.
ADVERTISEMENT
Hamas menuduh Israel gagal menjalankan komitmen gencatan senjata, termasuk dalam hal bantuan kemanusiaan, dan menyinggung 3 warga Gaza yang tewas dalam serangan pada Minggu (9/2) lalu.
Hamas bahkan merilis daftar pelanggaran Israel, antara lain:
Truk bantuan untuk warga Palestina memasuki wilayah Rafah, Jalur Gaza, Selasa (21/1/2025). Foto: Hussam Al-Masri/REUTERS
Hamas kemudian mengumumkan akan menunda pembebasan selama 5 hari untuk memberikan waktu kepada mediator untuk mendesak Israel bekerja sama.
Terkait pernyataan Hamas, Israel mengatakan pasukannya siap untuk skenario yang mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Tekanan semakin tinggi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan membatalkan gencatan senjata jika semua sandera Israel tidak dibebaskan pada Sabtu siang.
Ketegangan sebelumnya juga meningkat ketika Trump menyatakan ingin mengambil alih Gaza dan memindahkan lebih dari 2 juta penduduk Palestina dari Gaza.