Sekjen PBB: Situasi Rafah Ada di Ujung Tanduk, Lebih dari 1 Juta Orang Terancam

11 Mei 2024 2:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina dari Rafah dengan membawa barang-barang setelah perintah evakuasi oleh tentara Israel saat tiba di Khan Yunis, Senin (6/5/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina dari Rafah dengan membawa barang-barang setelah perintah evakuasi oleh tentara Israel saat tiba di Khan Yunis, Senin (6/5/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam konferensi persnya, Jumat (10/5), bicara terkait situasi Rafah yang menurutnya berada di ujung tanduk.
ADVERTISEMENT
“Situasi di Rafah berada di ujung tanduk, karena serangan udara terus berlanjut di seluruh Gaza selatan,” kata Guterres dalam konferensi pers di Ibu Kota Nairobi, Kenya, pada Jumat dilansir Anadolu, Sabtu (11/5).
Ia mengatakan, serangan Israel mengakibatkan lebih dari 1 juta warga terancam. "Lebih dari 1 juta warga Palestina, setengahnya adalah anak-anak, berkerumun di kantor pemerintah Rafah untuk mencari perlindungan," jelasnya.
Menurutnya, operasi darat yang dilakukan Israel secara besar-besaran di Rafah akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang hebat. Warga Gaza akan mengalami kelaparan.
“Sementara itu, mitra-mitra kami di bidang kesehatan memberi tahu kami bahwa semua fasilitas medis utama di Rafah akan segera tidak dapat diakses atau dioperasikan--termasuk satu-satunya departemen dialisis yang masih beroperasi di Gaza,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut sekitar 100.000 warga Palestina mengungsi dari Rafah menuju utara demi menghindari serangan Israel. Namun, badan-badan kemanusiaan tidak memiliki fasilitas tenda atau persediaan makanan tersisa di wilayah Gaza selatan.
Dia mendesak lebih banyak upaya global untuk mengadvokasi gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.