Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Sekjen PDIP Jelaskan soal Ramai Paper Megawati untuk Syarat Gelar Profesor
9 Juni 2021 12:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Eriko Sutarduga dalam acara pengumuman tahap IV Cakada PDIP. Foto: Dok. PDIP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1598585174/jqgtfnb9l0atcyx4tsf6.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Paper berjumlah 18 halaman ini berjudul 'Kepemimpinan Presiden Megawati pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004'. Paper ini ditulis oleh Megawati.
Ketika dikonfirmasi, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut paper tersebut memang ditulis sendiri oleh Megawati. Namun, ia menegaskan paper tersebut merupakan salah satu syarat yang harus disampaikan ke Unhan untuk mendapat gelar profesor.
"Bukan (paper untuk sidang terbuka). Ini seperti mau masuk sebuah perusahaan lalu ditanya apa saja yang sudah dilakukan," kata Hasto kepada kumparan, Rabu (9/6).
Oleh sebab itulah, dalam paper itu, Megawati memaparkan apa yang telah dilakukan saat menjadi Presiden Indonesia.
Sejumlah netizen mengkritisi cara penulisan karya ilmiah itu karena seolah penulis menulis tentang dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sekilas tentang Paper Megawati
Dilihat kumparan, Megawati dalam paper itu banyak mengkaji soal bagaimana sebuah kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi krisis multidimensi. Dalam kasus ini, dianalisis bagaimana kepemimpinan Megawati berhasil membawa Indonesia melewati krisis multidimensi yang terjadi pascareformasi.
"Kajian ilmiah berupaya menjelaskan seperti apa pemimpin yang efektif, yaitu yang mampu menggerakkan pengikutnya melakukan perubahan. Pemimpin yang efektif biasanya dilihat dari karakternya. Misalnya ramah, baik, sifat sosial), dan perilaku atau behavioral (misalnya berempati pada bawahan, mendorong orang lain untuk maju)," tulis Megawati.
Paper tersebut juga menyebut bahwa organisasi yang terus tumbuh selalu berhasil melewati setiap masa krisis. Salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah kepemimpinan transformasional yang efektif di organisasi tersebut.
"Kepemimpinan transformasional ini menjadi fondasi utama untuk memahami bagaimana Presiden Megawati Soekarnoputri berhasil membawa perubahan, melewati krisis multidmensi (yang mengancam gagalnya Indonesia sebagai sebuah bangsa), hingga mampu menghantar Indonesia pada era yang lebih stabil di masa selanjutnya," tulis Megawati.
Paper tersebut juga menganalisis soal contoh kepemimpinan Megawati dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Salah satu contoh di bidang sosial adalah penyelesaian konflik Poso yang telah berlangsung sejak 1998. Ada pula penyelesaian konflik Aceh serta Ambon.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di bidang politik, Megawati mengembalikan hak pilih pada rakyat melalui Pemilu di 2004. Di tahun yang sama, Megawati juga menggelar Pileg dan Pilpres secara serentak yaitu pada 5 April 2004.
Berikut naskah lengkap paper Megawati yang diunggah di Volume 11 Jurnal Pertahanan dan Bela Negara Universitas Pertahanan tersebut: