Sekolah Asrama di Uganda Kebakaran, 11 Murid Tunanetra Tewas

26 Oktober 2022 2:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebakaran. Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran. Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
ADVERTISEMENT
Peristiwa tragis melanda sebuah sekolah asrama khusus tunanetra di Uganda pada Selasa (25/10) dini hari waktu setempat. Sebanyak 11 murid yang buta tewas dilalap api saat mereka sedang tertidur.
ADVERTISEMENT
Kebakaran terjadi sekitar pukul 1 pagi di Sekolah Salama untuk Tunanetra di Distrik Mukono yang berjarak sekitar 24 Km dari Ibu Kota Kampala.
Menteri Penyandang Disabilitas Uganda, Hellen Grace Asamo, ketika kobaran api menyeruak, para korban terjebak di dalam kamarnya dan tidak dapat melarikan diri akibat jendela-jendela bangunan yang telah didesain anti maling.
“Sayangnya kami telah menemukan jendela asrama tempat mereka tidur, jendela-jendela itu anti-pencuri yang bertentangan dengan arahan pemerintah. Jadi murid-murid tidak bisa melarikan diri dari api dan terbakar,” jelas Asamo, seperti dikutip dari AFP.
Kepala Keamanan di Distrik Mukono dan perwakilan presiden, Fatuma Ndibasa, mengatakan saat ini api berhasil dipadamkan dan proses identifikasi korban sedang berlangsung.
“Murid-murid terbakar hingga tak bisa dikenali dan kami akan melakukan tes DNA untuk memastikan identitas mereka,” kata Ndibasa.
ADVERTISEMENT
Ndibasa menambahkan, gedung asrama yang terbakar itu menampung sejumlah 21 anak perempuan. “Tapi tiga berhasil melarikan diri, 11 meninggal dan enam dirawat dengan luka serius, satu gadis lainnya mengalami luka ringan,” tandasnya.
Gedung asrama yang terbakar di Sekolah Tunanetra Salaama di Desa Luga, Paroki Ntanzi, Distrik Mukono, dekat Kampala, Uganda. Foto: Abubaker Lubowa/REUTERS

Penyebab Kebakaran Belum Dapat Diketahui

Menteri Dalam Negeri Uganda, Jenderal Kahinda Otafiire, mengatakan akibat dari peristiwa itu, sekolah untuk sementara telah ditutup dan bersumpah akan meluncurkan penyelidikan akibat kecelakaan menyeluruh.
“Sebagai pemerintah, kami akan mencari akar penyebab kebakaran dan jika ada pelakunya, mereka akan ditangkap dan hukum akan berjalan dengan sendirinya,” tegas Otafiire.
Seorang pedagang di Distrik Mukono, Richard Muhimba, adalah salah seorang keluarga dari korban kebakaran. Ia mengaku telah kehilangan putranya dalam kebakaran itu.
“Tidak ada kata-kata yang bisa menjelaskan rasa sakit yang saya alami,” ungkap Muhimba saat dihubungi wartawan.
ADVERTISEMENT
“Saya mengunjungi anak saya pada hari Sabtu, dia dalam keadaan sehat dan dalam waktu kurang dari tiga hari dia pergi. Tolong beri saya waktu untuk melewati rasa sakit ini,” pungkasnya.
Kepala Sekolah Salama, Francis Kirube, yang juga seorang tunanetra, mengatakan meski sekolah yang ia kelola sebagian besar menampung anak perempuan tunanetra berusia antara 6-14 tahun, namun sekolah ini juga menerima anak laki-laki yang kurang beruntung dari masyarakat setempat.
Beberapa anak laki-laki itu tidur di kamar sebelah asrama dan ikut terperangkap. Sehingga, pihak berwenang masih berupaya untuk menentukan identitas mereka yang telah meninggal.
Gedung asrama yang terbakar di Sekolah Tunanetra Salaama di Desa Luga, Paroki Ntanzi, Distrik Mukono, dekat Kampala, Uganda. Foto: Abubaker Lubowa/REUTERS
Di wilayah Afrika Timur, ini bukan peristiwa kebakaran sekolah asrama mematikan pertama yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada November 2018, sejumlah 11 anak laki-laki tewas dan 20 lainnya menderita luka bakar akibat dugaan serangan di sebuah sekolah asrama di bagian selatan Uganda. Serangan itu juga menimbulkan kobaran api.
Kemudian, pada April 2008 silam sebanyak 18 siswi dan satu orang dewasa terbakar dilalap api hingga tewas, ketika api melalap asrama mereka di sebuah sekolah menengah pertama di dekat ibu kota Uganda.