Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Sekutu Suu Kyii, U Win Myint Terpilih Menjadi Presiden Myanmar
28 Maret 2018 15:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah dikabarkan sebagai calon terkuat, U Win Myint (66) akhirnya terpilih sebagai presiden Myanmar pada Rabu (28/3) waktu setempat. Ia terpilih setelah presiden sebelumnya, Htin Kyaw, mengundurkan diri karena alasan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, menurut juru bicara parlemen Myanmar, Mann Win Khaing Than, Win Myint terpilih setelah mendapatkan suara terbanyak. Selain itu, parlemen Myanmar memilih Win Myint karena Suu Kyi dilarang menjabat sebagai presiden akibat pernikahannya dengan warga negara asing.
"Saya dengan ini mengumumkan bahwa Win Myint, mendapatkan suara terbanyak dan terpilih sebagai presiden (Myanmar)," ujar Khaing Than.
Suu kyi sendiri saat ini masih menjabat sebagai penasihat negara sejak partainya menang pemilu pada 2015, dan saat itu Suu Kyi sudah mengatakan tak ingin menjadi presiden.
Win Myint di antara anggota NLD lain dipercaya menjadi salah satu jagoan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi untuk menduduki jabatan presiden.
Jabatan Ketua Majelis Rendah dipegang Myint sejak Febuari 2016 atau beberapa bulan usai NLD memenangkan pemilu 2015.
ADVERTISEMENT
Selama memegang jabatan, Myint dikenal sebagai sosok yang keras serta disiplin. Dirinya selalu menolak membicarakan hal lain di luar yang sudah diagendakan dalam rapat parlemen.
Sebelumnya, Win Myint mengundurkan diri sebagai ketua Majelis Rendah Parlemen Mynamar. Saat pemilihan presiden, ia berhasil mengumpulkan dua pertiga suara di parlemen yang didominasi oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Perolehan suara itulah yang membuatnya mampu mengalahkan dua lawannya, termasuk calon yang mendapat dukungan dari militer, Myint Swe.
Win Wyint dan Suu Kyi adalah teman seperjuangan dalam mendorong demokrasi di Myanmar tahun 1988 silam. Meski pada akhirnya gerakan tersebut dapat digagalkan oleh militer, yang kemudian membuat Suu kyi, Win Myint, dan beberapa orang lainnya dijadikan tahanan politik.
ADVERTISEMENT