Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Selain di Acara Anwar Nasution, DPR Juga pernah Terkena Isu Tari Perut
10 Agustus 2017 13:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Atraksi tari perut khas Timur Tengah dihadirkan di acara peluncuran buku mantan Ketua BPK Anwar Nasution, sekaligus menyambut ulang tahunnya ke-75 yang dihelat pada Senin (7/8).
ADVERTISEMENT
Di acara yang dihadiri sejumlah tamu VVIP, termasuk Wapres Jusuf Kalla tersebut tampak seorang wanita dengan rok panjang berwarna merah dengan perut terbuka sambil meliuk-liukkan badannya.
Sajian tari ini kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak dari netizen yang mengkritik panitia karena menyajikan salah satu tarian yang disebut tidak pantas. Netizen berpendapat hiburan tari perut ini malah merusak esensi acara Peluncuran Buku 75 Tahun Prof Dr Anwar Nasution.
Anwar sendiri mengaku heran kenapa atraksi tari perut itu dipermasalahkan banyak pihak.
"Kenapa tercoreng? Kalau mau ngasih sumbangan di acara tari perut apa salahnya? Ini kan sama saja ada tari Jawa, tari Bali, tari tor-tor dari Batak. Apa salahnya? kata Anwar sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya, sebelum video tari perut di acara Prof Dr Anwar ini ramai diperbincangkan, Pada 2010 lalu, DPR pun pernah disambar isu tidak mengenakan soal tari perut.
Ini bermula ketika Badan Kehormatan DPR melakukan kunjungan kerja ke Yunani pada 23-29 Oktober 2010 lalu. Namun pada 27 Oktober, diketahui ada delapan anggota BK DPR pergi ke Turki.
Saat berada di Turki tersebut, dikabarkan rombongan kunjungan kerja BK DPR meminta disuguhi tarian khas Turki, yaitu tari perut.
Delapan delegasi BK DPR yang ke luar negeri saat itu yakni Nudirman Munir (Golkar), Salim Mengga (Demokrat), Darizal Basir (Demokrat), Chairuman Harahap (Golkar), Anshori Siregar (PKS), Abdul Rosaq (PAN), Usman Ja'far (PPP), dan Ali Maschan Moesa (PKB).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, anggota BK DPR yang dituding meminta disuguhi tari perut ketika berada di Turki. Chairuman Harahap yang saat itu menjabat Wakil Ketua BK DPR terang-terangan membantah isu tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah.
Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidak menghiraukan bantahan para wakil rakyat itu dan mengadukan anggota Badan Kehormatan (BK) DPR yang melakukan kunjungan kerja ke Yunani dan transit di Turki.
Kunjungan BK DPR ke luar negeri saat itu pun sejatinya dikecam banyak pihak karena dianggap tidak memperhatikan kondisi rakyat Indonesia yang saat itu sedang dilanda berbagai masalah.
Isu tari perut yang menyambar DPR itu pun berlalu begitu saja. Namun beberapa anggota DPR yang ikut dalam kunjungan itu sempat dipanggil dan diperiksa BK DPR.
ADVERTISEMENT