Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Selain Gerbang Tol, Ini 5 Hal dari Salatiga yang Perlu Kamu Tahu
8 Juni 2017 16:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Gerbang Tol Salatiga mendadak viral di media sosial karena penampakannya yang indah dengan latar belakang Gunung Merbabu. Kota Salatiga kemudian ikut ramai diperbincangkan netizen.
ADVERTISEMENT
Gerbang Tol Salatiga ini merupakan bagian dari Tol Bawen-Salatiga. Tol ini baru akan difungsikan saat musim mudik, akhir Juni mendatang.
Saat musim mudik nanti, di lokasi ini diprediksi akan menjadi spot baru bagi para pemudik untuk berfoto. Jika kamu ingin mengambil foto pemandangan gerbang tol dengan latar Merbabu ini bisa menepi di pinggir tol, lalu mulai mengambil gambar.
Selain soal gerbang tol, ada 5 hal lainnya yang menarik dari Salatiga yang perlu kamu ketahui.
1. Dahulu Bernama Hampra
Cikal bakal lahirnya Salatiga tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut prasasti Plumpungan.
Berdasarkan Prasasti yang berada di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo itu, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, yang ada pada saat itu merupakan wilayah Perdikan. Sejarawan yang sekaligus ahli Epigraf Dr. J. G. de Casparis mengalihkan tulisan tersebut secara lengkap yang selanjutnya disempurnakan oleh Prof. Dr. R. Ng Poerbatjaraka.
ADVERTISEMENT
Prasasti yang diperkirakan itu ditulis oleh seorang Citraleka, yang sekarang dikenal dengan sebutan penulis atau pujangga, dibantu oleh sejumlah pendeta atau resi dan ditulis dalam bahasa jawa kuno: "Srir Astu Swasti Prajabyah" yang berarti "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum tentang status tanah perdikan atau swatantra bagi suatu daerah yang ketika itu bernama Hampra, yanng kini bernama Salatiga. Pemberian perdikan tersebut merupakan hal yang istimewa pada masa itu oleh seorang raja dan tidak setiap daerah kekuasaan bisa dijadikan daerah Perdikan.
Perdikan berarti suatu daerah dalam kerajaan tertentu yang dibebaskan dari segala kewajiban pembayaran pajak atau upeti karena memiliki kekhususan tertentu. Dasar pemberian daerah perdikan itu diberikan kepada desa atau daerah yang benar-benar berjasa kepada seorang raja.
ADVERTISEMENT
2. Tradisi Malam 1 Suro di Petilasan
Menjelang peringatan 1 Suro, petilasan makam Ki Hajar Sampurno di Lingkungan Sugihwaras Kelurahan Randuacir diperingati secara meriah oleh warga masyarakat setempat dan para peziarah dengan mengadakan sejumlah acara. Dari mulai berebut sesajen tumpengan, pagelaran wayang kulit semalam suntuk dan hiburan musik dangdut.
Ada juga acara arak-arakan dari tempat pagelaran wayang kulit menuju ke makam sejauh 500 meter yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama. Setelah itu ada trirakatan semalam suntuk.
Keberadaan makam Ki Hajar Sampurna sudah berada sejak 400 tahun yang lalu yang sesungguhnya bernama Ki Gede Sumiran.
3, Wisata Kopeng di Bawah Kaki Gunung Merbabu
Kawasan wisata Kopeng berada di ketinggian 1500mdpl di bawah kaki tiga gunung di Jawa Tengah. Kawasan wisata Kopeng mengusung nuansa nature and heritage, sehingga menjadi salah satu obyek wisata kebanggaan kota Salatiga.
ADVERTISEMENT
Obyek taman wisata Kopeng terletak persis di kaki gunung Merbabu, gunung Telomoyo, dan gunung Andong. Lokasi geografis Kopeng ini membuatnya menjadi tempat dengan keindahan alam yang begitu mempesona.
Kopeng merupakan kawasan objek wisata yang cocok digunakan untuk bersantai dengan keluarga atau teman-teman. Sepanjang jalan menuju kawasan obyek taman wisata Kopeng, dipenuhi dengan hutan pinus yang teduh.
Beberapa wahana yang bisa kamu nikmati di Kopeng cukup beragam. Dari mulai sarana rekreasi dan taman bermain untuk anak-anak, taman bersantai, hingga kolam renang dan beberapa wahana outbound.
4. Kuliner Sate Sapi Suruh yang Menggoda Lidah
Sate Sapi Suruh merupakan salah satu referensi utama wisata kuliner di Salatiga. Seperti sate lain, bumbu dari sate sapi suruh ini merupakan perpaduan bumbu kacang dan kecap. Tentu saja ada lontong yang menemani panganan simpel dan enak ini.
ADVERTISEMENT
Setelah mencicipinya barulah kita tahu keistimewaan sate ini terletak pada rasanya yang khas, yakni daging sate yang manis-gurih serta bumbu kacang yang beraroma sedap dan sedikit pedas.
Untuk membuat Sate Sapi Suruh, daging diungkep dalam bumbu terlebih dahulu sebelum dibakar. Butuh waktu yang lumayan lama agar bumbu bisa meresap sepenuhnya ke dalam daging.
5. Buah tangan khas: Enting-enting gepuk
Enting-enting gepuk adalah makanan ringan khas Salatiga yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah. Kacang tanah yang telah dikupas disangrai terlebih dahulu. Kacang yang telah dicampur dengan cairan gula kental (karamel) kemudian digepuk atau ditumbuk hingga halus.
Sebagian rumah produksi enting-enting gepuk di salatiga masih memakai alat tradisional berupa kayu sawo untuk menggepuk atau menghaluskan kacang, namun ada juga yang sudah menggunakan blender agar menghemat waktu dan tenaga. Proses penghalusan kacang uuntuk membuat penganan khas Salatiga ini memang harus benar-benar dijaga agar kacang tidak mengeluarkan minyak sehingga membuat enting-enting gepuk tidak tahan lama.
ADVERTISEMENT