Selain Masalembu, Ini Dua ‘Segitiga Bermuda’ Lainnya di Dunia

11 Desember 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KM. BAHTERA MEGA tenggelam di Perairan Timur Masalembu. Foto: Ananda Utomo/Marine Traffic
zoom-in-whitePerbesar
KM. BAHTERA MEGA tenggelam di Perairan Timur Masalembu. Foto: Ananda Utomo/Marine Traffic
ADVERTISEMENT
Perairan Masalembu terkenal sebagai ‘Segitiga Bermudanya Indonesia’ karena fenomena atmosfernya yang ekstrem. Namun, tahukah kamu di dunia ada 2 perairan lain yang serupa dengan Masalembu?
ADVERTISEMENT
Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, Adi Purwandani menjelaskan, dua kawasan perairan tersebut adalah Segitiga Bermuda di Atlantik dan Segitiga Formosa.
“Dua kawasan perairan berbumbu mistis lainnya adalah Segitiga Bermuda di kawasan barat-tropis Samudera Atlantik dan Segitiga Formosa, di kawasan barat-tropis Samudera Pasifik,” jelasnya kepada kumparan pada Rabu (11/12).
Menurut Adi, kedua perairan ini memiliki proses interaksi laut hingga atmosfer yang identik. Terdapat pemanasan lapisan atas samudera di wilayah ekuator masing-masing lautan itu.
“Kedua zona perairan ini memiliki proses interaksi laut-atmosfer yang identik, yakni terkait pemanasan lapisan atas samudera di wilayah ekuator di masing-masing samudera,” jelasnya.
Ilustrasi Segitiga Bermuda. Foto: Sagittarius Pro/Shutterstock
Lalu, akibat adanya pengaruh angin pasat yang mengarah ke ekuator dan dibelokkan ke barat, dua segitiga ini memiliki ‘kolam air panas’.
ADVERTISEMENT
“Akibat pengaruh angin pasat yang bergerak ke arah ekuator dan dibelokkan ke barat, maka massa air bersuhu tinggi di lapisan permukaan ini akan terbawa ke sisi barat samudera," katanya.
"Sehingga menghasilkan ‘kolam air panas’ di wilayah tropis Samudera Pasifik dan Atlantik bagian barat,” tutur Adi.
Dengan begitu pembentukan awan hujan di kawasan tersebut lebih intensif. Hasilnya tekanan udara di atmosfer terpengaruhi oleh fenomena itu.
“Dampaknya, laju pembentukan awan hujan di kawasan tropis bagian barat samudera ini akan lebih intensif, sehingga juga akan mempengaruhi distribusi tekanan udara di atmosfer,” jelas Adi.
Adi menyebut, hal itu yang menyebabkan adanya typhoon atau hurricane. Fenomena inilah yang membahayakan transportasi udara maupun laut.
“Oleh karena itu, seringkali di kawasan segitiga Formosa dan Bermuda terbentuk angin siklon ekstrem, yang dikenal sebagai Typhoon ataupun Hurricane; yang berpotensi membahayakan transportasi udara maupun laut karena memicu gelombang permukaan laut ekstrem,” tutupnya.
Ilustrasi ombak di Segitiga Bermuda Foto: Shutter Stock
Perairan Masalembu sendiri baru saja memakan korban lagi. Kapal kargo KM Bahtera Mega dilaporkan tenggelam di Perairan Timur Masalembu, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kapal dengan panjang keseluruhannya (LOA) 107,18 meter dan lebarnya 17,63 meter ini tenggelam pada Selasa (10/12) sekitar pukul 01.00 WIB.
Kasio SAR Masalembu, Didit, mengatakan kapal itu membawa 20 ABK. Tim SAR telah mengevakuasi 20 ABK, sementara 1 nakhoda dinyatakan hilang.
"Ada 20 ABK termasuk nakhoda. Namun, nakhoda dinyatakan hilang," kata Didit kepada kumparan, Selasa (10/12) malam.
Kantor UPP Masalembu Wilker, mengatakan dari keterangan ABK, sekitar pukul 21.00 WIB mereka mengalami gangguan berupa cuaca buruk dan kapal bocor. Mereka lalu mengirimkan sinyal darurat, berharap ada kapal lain yang merespons.
"Pada pukul 21.00 WIB, mereka sudah mengirimkan sinyal darurat. Kemudian pada pukul 12.00 WIB kondisi kapal mulai memburuk hingga pukul 01.00 WIB pada Selasa dini hari kapal sudah tenggelam," kata Wilker kepada kumparan, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT