Selain Surat Cerai Inggit, Ada Juga Meja Belajar Sukarno yang Hendak Dijual

Dokumen Surat Nikah dan Cerai Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Tak hanya dokumen surat pernikahan dan perceraian antara Inggit Garnasih dan Sukarno, cucu angkat Inggit yakni Tito Asmarahadi masih menyimpan lemari Inggit hingga meja belajar yang pernah digunakan Sukarno saat menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Seluruh barang peninggalan itu, menurut Tito, sudah marak yang menawar untuk dibeli termasuk Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Anak ketiga Tito, Galuh Mahesa mengatakan Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil pernah menawar barang peninggalan Inggit ketika masih menjabat selaku Wali Kota Bandung.

"Pejabat tanah air baru RK waktu sebelum jadi gubernur datang kesini dan lihat barang Bu Inggit," kata dia ketika ditemui di kediamannya di Kelurahan Margahayu Utara, Kota Bandung, Kamis (23/9).

Galuh menambahkan, Emil menawar barang tersebut ketika sedang melakukan kampanye menjadi gubernur. Menurut dia, Emil hendak membeli barang peninggalan Sukarno dan Inggit itu apabila terpilih menjadi gubernur untuk selanjutnya disimpan di Museum Jabar.

"RK menjanjikan kalau nanti setelah jadi gubernur, kan sekarang udah jadi," ucap dia.

Akan tetapi, Galuh menambahkan, setelah terpilih jadi gubernur justru tidak pernah ada lagi perbincangan soal pembelian barang peninggalan Inggit.

Dokumen Surat Nikah dan Cerai Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Sementara itu, di sisi lain, usia Tito sebagai pewaris barang peninggalan Inggit, sudah mulai menua dan ada wasiat dari Inggit yang harus dilaksanakan yakni soal pembangunan fasilitas kesehatan bahkan sekolah bagi masyarakat.

"Tapi gak ada tindakannya ya kita juga bingung sebagai yang ada barang ini, bapak kan sudah berumur dan ada wasiat yang harus dipenuhi mungkin dengan cara ini," kata dia.

Sebelumnya, kabar penjualan dokumen nikah dan cerai diunggah oleh akun Instagram @popstoreindo, pada Rabu (22/9). Dalam unggahan terlihat sebuah surat perjanjian yang menyebutkan pihak pertama, Sukarno, menjatuhkan talak kepada pihak kedua, Inggit Garnasih.

Dokumen itu tertulis diterbitkan Djoem'at tanggal 29 boelan 1 tahun 2603 (penulisan tahun dalam dokumen itu menggunakan penanggalan Jepang yang bertepatan dengan tahun 1943). Selain itu, ada juga unggahan foto dokumen bertuliskan Soerat Katerangan Kawin.