Selama 2017 Tercatat Ada 19 Gempa yang Merusak, Berikut Daftarnya

2 Januari 2018 19:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gempa Tasikmalaya (Foto: ANTARA/Adeng Bustomi)
zoom-in-whitePerbesar
Gempa Tasikmalaya (Foto: ANTARA/Adeng Bustomi)
ADVERTISEMENT
Gempa di 2017 meningkat drastis. Catatan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, ada 6.929 gempa yang terjadi dala berbagai besaran magnitudo dan kedalaman.
ADVERTISEMENT
Dalam analisis Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, Selasa (2/1), sementara pada 2016 jumlah aktivitas gempa yang terjadi hanya 5.578 kali.
"Artinya, selama tahun 2017 telah terjadi peningkatan jumlah aktivitas gempa yang drastis di Indonesia, yaitu lebih dari 1.000 kejadian gempa," beber Daryono dalam perbincangan dengan kumparan (kumparan.com).
Ilustrasi pusat gempa di Tasikmalaya. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusat gempa di Tasikmalaya. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Daryono berbagi daftar gempa berdasarkan magnitudonya, selama 2017 yakni:
1. Gempa Kecil (magnitudo kurang dari 4,0) sebanyak 5.116 kali.
2. Gempa Ringan (magnitudo antara 4,1 - 5,0) sebanyak 1.658 kali.
3. Gempa Menengah (magnitudo antara 5,1 - 6,0) sebanyak 147 kali.
4. Gempa Kuat (magnitudo antara 6,1 - 7,0) sebanyak 6 kali.
5. Gempa Besar (magnitudo antara 7,1 - 8.0) hanya terjadi 2 kali, yaitu Gempa Maluku Utara (M7,1) pada 29 April 2017 dan Gempa Laut Sulawesi (M7,2) pada 10 Januari 2017.
ADVERTISEMENT
6. Gempa Dahsyat (kekuatan antara 8,1 - 9,0) selama tahun 2017 tidak terjadi di wilayah Indonesia.
"Selama tahun 2017, aktivitas gempa di Indonesia didominasi gempa dangkal kurang dari 60 km yang terjadi 5.121 kali. Selanjutnya gempa kedalaman menengah antara 61 - 300 km terjadi 1.682 kali. Sedangkan gempa hiposenter dalam di atas 300 km hanya terjadi 126 kali," urai dia.
Menurutnya, sebenarnya tidak ada penyebab yang luar biasa terkait tingginya aktivitas gempa yang terjadi. Fenomena tersebut disebabkan tahun 2017 banyak terjadi gempa swarm di Jailolo, Halmahera Barat. Selain itu, banyak gempa kuat dan merusak yang memiliki gempa susulan cukup banyak. Sehingga jika dikomulatifkan menjadi jumlah yang sangat besar.
Selama tahun 2017, di Indonesia terjadi gempa merusak sebanyak 19 kali, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Gempa Deli Serdang (M5,6) 16 Januari 2017 merusak beberapa rumah.
2. Gempa Bali Selatan (M5,6) 22 Maret 2017 merusak beberapa rumah.
3. Gempa Tasikmalaya (M5,4) 24 April 2017 merusak puluhan rumah.
4. Gempa Morowali (M5,7) 24 Mei 2017 merusak puluhan rumah.
5. Gempa Poso (M6,6) 29 Mei 2017 merusak lebih dari 20 rumah.
6. Gempa Padangsidempuan (M5,5) 14 Juli 2017 merusak 60 bangunan rumah.
7. Gempa Gorontalo (M6,0) 15 Juli 2017 merusak beberapa rumah.
8. Gempa Garut (M3,7) 18 Juli 2017 merusak beberapa rumah.
9. Gempa Pulau Buru (M5,8) 27 Juli 2017 merusak 63 rumah.
10. Gempa Jailolo, Halmahera Barat (M4,7) 28 September 2017 merusak 8 rumah.
ADVERTISEMENT
11. Gempa Kepahiang, Bengkulu (M3,5) 15 Oktober 2017 merusak beberapa rumah.
12. Gempa Lembata, NTT (M4,9) 10 Oktober 2017 merusak 40 rumah.
13. Gempa Tuban (M3,8) 19 Oktober 2017 merusak beberapa rumah.
14. Gempa Jayapura (M4,7) 28 Oktober 2017 merusak beberapa rumah.
15. Gempa Ambon (M6,2) 31 Oktober 2017 merusak beberapa rumah.
16. Gempa Morotai (M5,7) 18 November 2017 merusak 160 rumah.
17. Gempa Sigi Sulteng (M6,2) 25 November 2017 merusak puluhan rumah.
18. Gempa Lebong, Bengkulu (M 5,1) 6 Desember 2017 merusak beberapa rumah.
19. Gempa Tasikmalaya (M 6,9) 15 Desember 2017 merusak ratusan rumah.
"Berdasarkan data 19 gempa merusak di atas, sebanyak 16 gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif. Hanya 3 gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng. Jika pada tahun 2016 hanya terjadi gempa merusak 12 kali, maka pada tahun 2017 telah terjadi peningkatan jumlah aktivitas gempa merusak di Indonesia," tutup Daryono.
ADVERTISEMENT