Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Insiden bus terbakar kembali terjadi di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (10/1) siang.
ADVERTISEMENT
Setidaknya selama kurung waktu lima bulan terakhir, sejak September 2019 hingga Januari 2020, telah terjadi empat kali bus terbakar di Bandara Ngurah Rai.
Dua dari empat bus yang terbakar itu diketahui milik PT Gapura Angkasa.
Berikut kumparan merangkum empat insiden bus terbakar di Bandara Ngurah Rai:
6 September 2019
Insiden pertama bus terbakar di Bandara Ngurah Rai terjadi pada Jumat, 6 September 2019, pukul 13.25 WITA. Bus tersebut terbakar di area Ground Support Equipment (GSE).
Saat itu, petugas dengan cepat langsung memadamkan api. Insiden bus terbakar ini tidak mengganggu operasional penerbangan Bandara Ngurah Rai. Selain itu, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini.
Menurut GM PT Gapura Angkasa Denpasar, I Ketut Dedy Hariyanto, bus itu keluaran 2003. Ada 8 bus milik PT Gapura Angkasa untuk melayani penumpang Bandara.
ADVERTISEMENT
Dedy menuturkan, awalnya bus yang terbakar itu mengantarkan penumpang Garuda Indonesia untuk boarding. Lalu bus kembali ke area parkir.
Sekitar 15 menit kemudian, sopir bus dihubungi untuk kembali melayani penumpang yang akan terbang. Tapi, mesin bus tak bisa menyala.
“Sementara menunggu mekanik dicek dulu kondisi aki, nah pada saat dia mengecek kondisi aki ke belakang karena mesinnya ada di belakang ternyata sudah timbul api dan mencoba memadamkan,” kata Dedy di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (6/9).
Setelah dilakukan pemeriksaan, penyebab kebakaran karena sopir itu minim pengetahuan tentang standar operasional yang telah ditetapkan dan lemahnya kontrol pemeliharaan bus.
Sementara itu menurut GM AP I, Herry Sikado, bus yang terbakar itu masih laik jalan. Sebab seluruh bus selalu dicek sebelum melayani penumpang.
ADVERTISEMENT
“Kondisi bus sesuai dengan protap yang kami punya masih dalam kondisi laik jalan. Jadi kami punya prosedur untuk mengecek kondisi di setiap hari. Kita ada sudah dicek semua termasuk (bus nomor) 1608 yang terbakar ini sudah kita cek kondisi dan kondisi laik,” kata Herry.
4 November 2019
Dua bulan berselang, insiden bus mengeluarkan api kembali terjadi di Bandara Ngurah Rai, pada Senin, 4 November 2019. Bus yang tersebut milik maskapai Sriwijaya Airlines. Dalam insiden ini, tidak ada korban jiwa.
Meski demikian, Communication and Legal Manager Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengatakan, hanya terjadi percikan api pada bagian belakang bus. Api dengan cepat berhasil dipadamkan.
“Percikan api tidak sampai bakar bus. Kejadian pukul 08.45 WITA, tidak ada korban jiwa dan api bisa dipadamkan dengan Firex atau APAR,” kata Arie kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Arie menjelaskan saat kejadian, bus baru saja menurunkan penumpang tujuan terminal domestik. Bus parkir di stand nomor 12. Lalu, percikan api muncul.
General Manager Sriwijaya Airlines Area Bali dan Nusa Tenggara, Hermawan, menjelaskan bus hanya mengalami percikan api lalu berasap yang diduga dari mesin kepanasan.
“Bukan percikan api, itu mesinnya saja yang kepanasan. Kayak biasa gitu lho, mobil itu kayak kalau misalnya air radiatornya habis atau apa suka ngeluarin asap. Asap saja, enggak ada api,” kata Hermawan.
12 November 2019
Beberapa hari kemudian, insiden bus terbakar kembali terjadi di Bandara Ngurah Rai, pada Selasa, 12 November 2019, pukul 18.55 WITA. Kali ini bus yang terbakar milik maskapai Lion Air.
ADVERTISEMENT
Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Nusra Elfi Amir, menduga kebakaran tersebut terjadi karena ada masalah di bagian mesin. Beruntung dalam insiden ini tak ada korban jiwa.
“Insiden bus Lion Air di airside tanggal 12 November 2019. Pukul 18.55 WITA, menerima laporan bahwa telah terjadi insiden satu buah bus milik Lion bermasalah pada bagian mesin yang menimbulkan percikan api dan asap pada bagian mesin. Posisi bus berada di depan bay 2,” kata Nusra saat dikonfirmasi, Rabu (13/11).
Bus penumpang itu kemudian dipadamkan dengan alat pemadam kebakaran, lalu ditarik ke parkiran bus di bagian barat.
10 Januari 2020
Insiden bus terbakar di Bandara Ngurah Rai kembali terjadi pada Jumat (10/1). Bus yang terbakar milik PT Gapura Angkasa. Ini kedua kalinya bus PT Gapura Angkasa terbakar di Bandara Ngurah Rai.
ADVERTISEMENT
Communication and Legal Manager Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengatakan bus yang terletak apron Bay 09 terbakar pada pukul 12.40 WITA. Dengan cepat api berhasil dipadamkan.
Arie mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam bus terbakar tersebut. Sebab, bus berada dalam posisi kosong alias tidak berpenumpang.
“Penyebabnya masih diinvestigasi lebih lanjut. Bus dalam keadaan kosong,” kata Arie.
Atas insiden kebakaran bus PT Gapura Angkasa yang kembali terjadi, Otoritas Bandara Ngurah Rai akan memanggil pihak PT Gapura Angkasa.
Kepala Otoritas Bandara IV Bali-Nusra Elfi Amir mengatakan, untuk mengantisipasi bus kembali terbakar, seluruh ground handling yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai juga akan dipanggil.
“Kami akan panggil seluruh ground handling oleh Kabid Pelayanan dan Pengoperasian Bandara Udara, termasuk PT Gapura Angkasa,” kata Elfi saat dihubungi, Jumat (10/1).
Elfi mengatakan, ada 8 ground handling yang beroperasi di bandara Ngurah Rai. Yakni, PT Gapura Angkasa, PT JAS, PT EAS, PT PTN, PT Sari Rahayu Biomantara, PT AFM, PT Excujet dan PT Aviasi Angkasa Pura.
ADVERTISEMENT
Elfi menjelaskan pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap kebakaran bus PT Gapura Angkasa ini. Diketahui, masa laik operasional bus ini akan habis pada Mei 2020.
“Untuk laporan selengkapnya akan dilaksanakan setelah Mandatory Occurence Report (MOR) disampaikan oleh PT Angkasa Pura Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai,” ujar Elfi.
ADVERTISEMENT