Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Selamat Jalan, Mikhail Gorbachev, Eks Pemimpin ‘Langka’ Uni Soviet
1 September 2022 8:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tokoh yang berperan besar dalam mengakhiri Perang Dingin sekaligus eks pemimpin Uni Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev , meninggal dunia pada Selasa (30/8). Ia wafat di usia 91 tahun akibat sakit parah.
ADVERTISEMENT
Kabar meninggalnya Gorbachev disampaikan oleh berbagai media lokal, mengutip dari keterangan rumah sakit tempat Gorbachev dirawat, Russia's Central Clinical Hospital, Moskow.
“Mikhail Sergeyevich Gorbachev meninggal dunia malam ini akibat penyakit serius dan berkepanjangan,” lapor kantor berita Interfax.
TASS melaporkan, jenazah Gorbachev akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy, Moskow, Rusia, di samping makam sang istri yang meninggal pada 1999.
Putin Ucapkan Belasungkawa
Presiden Rusia Vladimir Putin turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Mikhail Gorbachev. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Rabu (31/8).
“Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terdalamnya atas kematian Mikhail Gorbachev,” kata Peskov, seperti dikutip dari TASS.
“Di pagi hari dia (Putin) akan mengirim telegram berisi ucapan belasungkawa kepada kerabat dan teman-teman,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Joe Biden Kenang Gorbachev
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memuji mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev yang baru saja mangkat. Biden menyebut Gorbachev sebagai pemimpin langka.
"Ini adalah tindakan dari seorang pemimpin yang langka, seseorang dengan imajinasi untuk melihat bahwa masa depan yang berbeda mungkin saja terjadi dan memiliki keberanian untuk mempertaruhkan seluruh kariernya untuk mencapai hal tersebut," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang merujuk pada reformasi demokrasi Gorbachev.
"Hasilnya adalah dunia yang lebih aman dan kebebasan yang lebih besar bagi jutaan orang," timpal Biden, dikutip dari AFP.
Biden juga menambahkan bahwa Gorbachev merupakan pemimpin dengan visi yang luar biasa.
Pasang Surut Hubungan Mikhail Gorbachev dan Vladimir Putin
Hubungan Mikhail Gorbachev dan Vladimir Putin terlihat rumit. Keduanya terkesan bertolak belakang. Gorbachev mengakhiri Perang Dingin dan berusaha mendemokratisasikan Uni Soviet. Sementara itu, Putin menggali otoritarianisme dan mengobarkan perang dingin hingga membangun kembali Rusia.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, pertentangan terhadap warisan Gorbachev mengantarkan keuntungan bagi Putin. Selama berkuasa, dia membatasi kebebasan berbicara dan membungkam kritikusnya yang vokal.
Putin menjinakkan parlemen Rusia dan memberantas pemberontakan pula di Chechnya. Dengan demikian, dia menikmati peringkat popularitas tinggi berkat kebangkitan otoritarianisme. Kegagalan bagi Gorbachev justru melambungkan daya tarik bagi Putin.
Keduanya lantas menemukan berbagai kesamaan pula. Sejak runtuhnya Uni Soviet, kekacauan politik dan ekonomi menjulang dalam pemerintahan Boris Yeltsin. Pada 2000, Gorbachev akhirnya menyambut pencalonan diri Putin.
Gorbachev menekankan, Rusia memerlukan kepemimpinan yang kuat dan tegas. Dia bahkan mengakui bahwa negaranya membutuhkan 'dosis tertentu otoritarianisme'.
Glasnost dan Perestroika Warisan Terbesar Mikhail Gorbachev
ADVERTISEMENT
Glasnost dan perestroika akan menjadi warisan yang paling dikenang dari presiden pertama dan satu-satunya Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
ADVERTISEMENT
Glasnost berarti keterbukaan, khususnya dalam informasi. Secara konkret, glasnost diterjemahkan menjadi pelonggaran sensor media.
Sementara itu, perestroika berarti restrukturisasi. Perestroika memperkenalkan fitur kapitalisme dalam ekonomi Uni Soviet. Inisiatif tersebut termanifestasi dengan melonggarkan kontrol harga, mendorong kewirausahaan, dan memudahkan pembelian impor.
Kedua istilah tersebut berjalan beriringan. Gorbachev menggencarkan pembicaraan tentang glasnost sejak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) pada 1985.