news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Seluruh Lonjakan Kasus Baru Corona di Malaysia Terkait Pilkada Sabah

2 Oktober 2020 12:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Partai Warisan Sabah Shafie Apdal (tengah) usai memberikan suara selama pemilu di Semporna, Sabah, Malaysia, (26/9) Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Partai Warisan Sabah Shafie Apdal (tengah) usai memberikan suara selama pemilu di Semporna, Sabah, Malaysia, (26/9) Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Kasus infeksi corona di Malaysia melonjak usai digelarnya pemilu daerah di Sabah. Otoritas Kesehatan pada Kamis (1/10) melaporkan 260 kasus baru infeksi corona.
ADVERTISEMENT
Peningkatan kasus harian ini menjadi yang tertinggi sejak bulan awal Juni lalu.
Dari 260 kasus baru, 259 kasus berasal dari penularan lokal sedangkan satu kasus merupakan kasus impor dari WNA yang baru saja melakukan perjalanan dari Inggris.
Mengutip The Star, berdasarkan data otoritas kesehatan, kasus penularan lokal paling banyak terjadi di Sabah dengan 118 kasus, disusul Kedah 98 kasus.
Selain itu Kuala Lumpur 14 kasus, Selangor 13 kasus, Johor 5 kasus, Putrajaya 5 kasus, Terengganu 2 kasus, Perlis 2 kasus, Melaka 1 kasus, Pahang 1 kasus dan Penang 1 kasus.
“Dari 259 kasus baru, sekitar 31 kasus memiliki riwayat perjalanan ke Sabah. Ini membuat total kasus dari mereka yang telah melakukan perjalanan ke Sabah sejak 20 September menjadi 119,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah.
Presiden Partai Warisan Sabah Shafie Apdal memberikan suara selama pemilu di Semporna, Sabah, Malaysia, (26/9) Foto: AFP
Pemerintah juga telah melarang perjalanan ke Sabah guna menekan infeksi. Sejumlah politikus dalam kampanye di Sabah juga disebut banyak yang positif corona.
ADVERTISEMENT

Klaster Baru bermunculan dari Pilkada Sabah

The Star melaporkan hampir semua negara bagian di Malaysia telah mencatat kasus baru COVID-19 karena warga yang kembali dari Sabah.
Kemenkes Malaysia pada Kamis (1/10) mengatakan 4 klaster besar virus corona di Malaysia berasal dari Sabah, Selangor, Kedah dan wilayah federal Putrajaya.
Sejak periode kampanye pada 12 September 2020, banyak pemimpin partai politik terbang ke Sabah yang letaknya di Pulau Kalimantan untuk mendukung rekan-rekan mereka.
Hal ini membuat masyarakat kesulitan dalam menerapkan jaga jarak sosial apalagi ketika ketika bintang-bintang politik seperti Kepala Menteri Sementara Sabah Datuk Seri Shafie Apdal, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan Mantan Menteri Keuangan (Pakatan) Lim Guan Eng muncul di pertemuan besar.
ADVERTISEMENT
Pemilu melibatkan dua koalisi politik besar, Warisan Plus yang mencakup partai Pakatan Harapan (Pakatan); dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) yang mencakup partai-partai koalisi federal Barisan Nasional (Barisan) yang berkuasa dan partai-partai koalisi Perikatan Nasional (Perikatan) yang berkuasa.
Banyak politikus berdiri berdampingan, tanpa menjaga jarak fisik minimal minimal 1 meter hingga 2 meter. Pendukung mereka juga melakukan kegiatan kampanye tanpa memperhatikan jarak fisik.
Dari gambar di media sosial yang beredar, beberapa dari pertemuan politik ini dihadiri lebih dari 250 orang, yang melanggar prosedur standar operasional (SOP) selama masa perintah recovery movement control order (MCO).
Seorang pria mengenakan masker saat berjalan menuruni tangga masjid, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/3). Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
Selama masa kampanye sudah muncul klaster-klaster baru di Sabah seperti kalster Benteng Lahad Datu, Tawau, dan Pulau di distrik Kunak.
ADVERTISEMENT
Pada 21 September 2 hari sebelum pemungutan suara, ada 1.129 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk yang dikenal sebagai cluster "Perempat" di Tongod.
Saat ini kasus di Sabah sebanyak 1.877 kasus positif corona. Sementara kasus total di malaysia sebanyak 11.484. Sebanyak 136 di antaranya meninggal dunia.
***