Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Semakin Matang Persiapan, Pelatihan Dasar Pecinta Alam Semakin Baik
26 Januari 2017 6:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Kasus tewasnya 3 orang mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta saat pendidikan dasar pecinta alam mendapat perhatian publik. Bentuk pelatihan dasar bagi mahasiswa pecinta alam pun dipertanyakan, padahal sudah ada standar yang wajib dilakukan sebelum pendidikan. Yakni sejumlah tes yang menyatakan calon siswa sanggup untuk digembleng di alam terbuka.
ADVERTISEMENT
Setelah lolos tes medis dan psikologi, anggota pelatihan dasar pecinta alam akan digembleng selama beberapa hari di alam terbuka. Tak ada patokan pasti berapa lama mereka mendapatkan pelajaran mengenal alam, namun semakin matang persiapan, maka pelatihan akan semakin baik.
Menjadi anggota pelatihan dasar pecinta alam perlu tekad dan niat yang kuat. Karena banyak dari mereka yang sebelumnya benar-benar tak mengetahui apa saja yang dibutuhkan apabila ingin survive di alam liar.
Di Wanadri, Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, peserta akan mendapat latihan selama 2 minggu di alam bebas. Di hari pertama, fisik mereka akan ditempa dengan berjalan dari satu lokasi ke kamp latihan.
"Bayangkan, jadi siklusnya dari orang umum, orang awam untuk menjadi anggota itu penuh tantangan, jadi kami kondisikan. Prosesnya mereka long march dari Bandung, menuju gelombang area latihan Kopassus di Gunung Tangkuban Perahu," ujar Alisar Tora, komandan Latihan Pendidikan Dasar Wanadri tahun 2014 saat berbincang, Kamis (26/1).
ADVERTISEMENT

Selama mengikuti pelatihan dasar, komunikasi sama sekali terputus dengan dunia luar. Sehingga kerjasama yang baik dengan sesama anggota tim adalah hal yang penting. Pelatih dan instruktur juga diwajibkan untuk membimbing dan menjaga para peserta dari segala kondisi.
Para peserta juga wajib membawa peralatan lengkap mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ada 17 barang wajib yang harus dibawa peserta, dan menurut Alisar, hal itu akan dicek oleh panitia karena itu merupakan prinsip untuk berkegiatan di alam terbuka.
"Selama berkegiatan, mereka kami berikan sejumlah materi. Ada 9 atau 10 ilmu teori yang digunakan untuk menunjang dasar-dasar hidup di alam terbuka, termasuk menyiapkan perjalanan dan perbekalan. Lalu penanganan gawat darurat. Peserta akan diajarkan bagaimana menangani situasi emergency, minimal untuk diri sendiri. Ada lagi ilmu penafsiran, misalnya mengukur lebar sungai, lalu komunikasi di lapangan dengan sesama teman," jelas Alisar.
ADVERTISEMENT