Semarang Kekurangan Pompa Air Kala Banjir Melanda

2 Januari 2023 17:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prajurit Lanal Demarang mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Kota Semarang ke tempat yang lebih aman. Sabtu (31/12/22). Foto: Dispen Lantamal V
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit Lanal Demarang mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Kota Semarang ke tempat yang lebih aman. Sabtu (31/12/22). Foto: Dispen Lantamal V
ADVERTISEMENT
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut kebutuhan pompa untuk mengantisipasi banjir masih kurang. Ia menyebut, jumlah pompa yang ada di rumah-rumah pompa kurang ideal.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan Mbak Ita sapaan akrabnya, di depan Gubernur Ganjar Pranowo dalam Rapat Koordinasi Kebencanaan tingkat Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (2/1).
"Pompa air ini tidak sesuai dengan kebutuhan menarik air. Idealnya di rumah Pompa Tenggang ada 12, tapi ini masih 6," ujar Ita.
Ia pun meminta, agar ada tambahan pompa air di rumah-rumah pompa. Menurutnya, ini sangat penting untuk membuang air yang memasuki daratan.
"Kami mohon bisa ditambah untuk pompa di rumah pompa Tenggang dan di rumah pompa Sringin. Nyuwun pompa dulu sehingga mampu membawa aliran ke Sringin dan Tenggang," pintanya.
Kondisi banjir yang merendam Kota Lama Semarang, Sabtu (31/12/2022). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Selain itu, Ita juga meminta adanya normalisasi di Sungai Plumbon. Sebab, di tempat itu ada 4 titik tanggul yang jebol dan menyebabkan banjir.
ADVERTISEMENT
"Kali plumbon juga. Kita nyuwun normalisasi Kali Plumbon kemarin ada 4 titik tanggul jebol. Kalau di Sungai Bringin sudah dinormalisasi. Maturnuwun," ucapnya.
Hingga saat ini, banjir masih menggenangi sebagian Kecamatan Pedurungan dan Genuk. Banjir tertinggi ada di wilayah Trimulyo, Genuk.
"Sekarang hanya tinggal di Kecamatan Genuk itu di Kelurahan Trimulyo, Genuksari di Dongbiru dan Woltermonginsidi, termasuk Muktiharjo Lor. Kalau untuk di Pedurungan itu di Muktiharjo Kidul sedikit di Tlogosari Kulon. Paling tinggi masih Timulyo ya soalnya kan itu ujungnya (sungai) Sringin. Pengungsi ada dari Trimulyo," kata Ita.