Sembilan Kelompok Buat Aliansi Baru untuk Tumbangkan PM Ethiopia

5 November 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Ethiopia Abiy Ahmed. Foto: Michel Euler/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
PM Ethiopia Abiy Ahmed. Foto: Michel Euler/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Tak cuma kondisi keamanan, situasi politik di Ethiopia juga kacau balau.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (5/11/2021) sembilan faksi anti-pemerintah Ethiopia, mengumumkan pembentukan aliansi baru. Tujuan mereka adalah menumbangkan Pemerintahan Ethiopia di bawah Perdana Menteri Abiy Ahmed.
Pembentukan aliansi anti-pemerintah dikonfirmasi oleh dua kelompok yaitu Tentara Pembebasan Oromo (OLA) dan Gerakan Demokratik Agaw (ADM). Mereka memastikan hal tersebut kepada kantor berita Inggris Reuters.
Seorang anggota Pasukan Khusus Amhara memegang senjatanya di Humera, Ethiopia. Foto: Eduardo Soteras/AFP
Dari penelusuran Reuters, beberapa faksi yang bergabung bersama aliansi pemerintah adalah kelompok bersenjata. Salah satunya adalah Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang sejak Abiy berkuasa angkat senjata melawan pemerintah.
Jubir Abiy Ahmed, Billene Seyoum, menolak banyak berkomentar terkait pembentukan aliansi baru yang dinamakan Front Persatuan Federal Ethiopia dan Pasukan Konfederasi. Dia hanya mengatakan, aspirasi politik seharusnya disalurkan lewat pemilu.
"Pembukaan ruang politik pada beberapa tahun lalu membuka kesempatan bagi para penantang untuk menyelesaikan segala bentuk perbedaan di pemilu Juni 2021," ujar Seyoum seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Pada awal pekan ini konflik di Ethiopia memuncak. Abiy sampai harus memberlakukan kondisi darurat di seluruh negara.
Konflik yang berujung pecahnya perang saudara ini bermula saat Abiy berkuasa pada 2018 lalu. Dia membentuk organisasi politik baru dan menendang TPLF dari koalisi pemerintah.
Pada 2020 Abiy memutuskan menunda pemilu akibat pandemi COVID-19. Perintah itu ditolak TPLF, mereka tetap menggelar pemilu regional di Tigray.
Pemerintahan federal geram karenanya. Mereka menyebut pemilihan di Tigray sebagai ilegal. Pada Oktober, pemerintah pusat memutuskan untuk menghentikan pendanaan ke Tigray.
Pemerintah Tigray memandang keputusan pemerintah federal sebagai “deklarasi perang.” Ketegangan memuncak ketika pasukan Tigray dituding menyerang pangkalan militer Ethiopia untuk mencuri persenjataan.
Pasukan Ethiopia sempat merebut beberapa titik strategis di Tigray. Namun, pemberontak Tigray bangkit lalu kembali merebut wilayah yang dikuasai pemerintah.
ADVERTISEMENT
Saat ini pemberontak Tigray sudah bergerak ke arah ibu kota untuk menumbangkan kekuasaan Abiy.