Semburan Air Panas di Madina Sudah Ada Sejak Puluhan Tahun, Meluas di 2021

28 April 2025 13:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semburan air panas diperkirakan bersuhu 100 derajat di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Semburan air panas diperkirakan bersuhu 100 derajat di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Semburan air panas dan lumpur dengan suhu mencapai 100 derajat celsius muncul di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Kemunculan semburan ini kemudian menjadi perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (27/4) pukul 15.00 WIB, Intelkam Polres Madina melakukan koordinasi dengan PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP). PT SMGP ikut berkoordinasi lantaran disebut-sebut semburan air dan lumpur muncul di sekitar lokasi pengeboran PT SMGP.
“Adapun kesimpulan koordinasi antara lain bahwa peristiwa semburan sumber air panas di wilayah Desa Roburan Dolok Kecamatan Panyabungan Selatan sudah ada sejak puluhan tahun, namun diperkirakan sejak tahun 2021 terjadi penambahan lobang semburan,” kata Kapolres Madina, AKBP Arie Sofandi, pada Senin (28/4).
“Di lokasi semburan sumber air panas di wilayah Desa Roburan Dolok sudah dilakukan pengujian H2S oleh tenaga ahli PT SMGP dengan hasil tidak ada terdeteksi H2S di lokasi tersebut,” sambungnya.
Disebut Proses Alam
Semburan air panas diperkirakan bersuhu 100 derajat di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu pada peninjauan Minggu (27/4) pukul 09.00 WIB oleh Pemkab Madina yakni Dinas Lingkungan Hidup dan PT SMGP disebutkan bahwa semburan air dan lumpur merupakan proses alam.
ADVERTISEMENT
“Adapun hasil tinjauan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madina pada lokasi Wellpad E ditemukan adanya manifestasi (perwujudan munculnya sumber air panas yang muncul dipermukaan), kondisi manifestasi ini sudah terjadi sejak tahun 2021,” kata dia.
“Manifestasi yang ada dimungkinkan akibat dinamika panas yang bersumber dari interaksi antara batuan dan juga air tanah yang ada di wilayah Wellpad E sebagai ciri adanya potensi panas bumi dan juga dimungkinkan adanya struktur geologi pengaruh dari Sesar Sumatera yang mengakibatkan zona lemah sehingga mengakibatkan keluarnya air panas,” jelasnya.
"Daerah Wellpad E secara Geologis merupakan area rawan longsor sehingga dimungkinkan adanya pergeseran dan pergerakan tanah yang menimbulkan munculnya sumber manifestasi baru," jelas dia.
Arie menuturkan, hasil investigasi Pemkab dan PT SMGP juga menunjukkan bahwa semburan itu muncul sebelum adanya kegiatan eksplorasi PT SMGP.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, katanya, hal ini akan diteliti lebih lanjut.
“Manifestasi juga ditemukan di Desa Roburan Dolok. Hal ini sudah berlangsung (ada) jauh sebelum adanya kegiatan eksplorasi panas bumi oleh PT SMGP sesuai dengan informasi dari masyarakat di area lokasi yang dimaksud. Keadaan tersebut merupakan kondisi yang bersifat alamiah,” kata dia.
“Untuk informasi lebih jauh PT SMGP akan menurunkan tim geologis guna menjelaskan hal yang dimaksud secara lebih terperinci,” jelasnya.
Penjelasan SMGP
Pihak SMGP sudah membantah bahwa semburan air panas itu terkait dengan eksplorasi perusahaan.
“Menanggapi laporan tersebut, pada Rabu 23 April 2025, PT SMGP bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal melakukan tinjauan lapangan langsung ke lokasi manifestasi yang ditampilkan dalam video tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa titik manifestasi tersebut berada di lokasi lain di Desa Roburan Dolok dan tidak berada di area sumur Pad-E PT SMGP,” kata Corporate Communication Manager PT SMGP, Agung Iswara, kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
"Sementara manifestasi yang berada di sekitar area Pad-E merupakan fenomena alamiah yang telah terpantau sejak tahun 2021. PT SMGP, kata Agung, menegaskan bahwa manifestasi ini tidak memiliki hubungan langsung dengan sumur-sumur pada Wellpad E," kata dia.
"Sumur-sumur tersebut telah dibor sejak tahun 2017 dan hingga saat ini belum pernah berhasil mengalirkan uap ataupun fluida panas bumi dengan tekanan kepala sumur 0 Barg atau tidak bertekanan dan saat ini tidak ada aktivitas produksi, sehingga sumur-sumur tersebut tidak berkaitan dengan fenomena manifestasi yang dilaporkan,” jelasnya.
Agung menuturkan bahwa semburan lumpur tersebut merupakan fenomena alam yang umumnya terjadi di wilayah panas bumi.