Semester I-2017, Garuda Masih Catatkan Rugi Rp 3,7 Triliun

27 Juli 2017 18:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Garuda Indonesia Kuartal II-2017 (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Garuda Indonesia Kuartal II-2017 (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat, sepanjang semester I-2017 membukukan rugi bersih 283,8 juta dolar AS (atau sekitar Rp 3,77 triliun, kurs Rp 13.314 per dolar). Adapun rugi tersebut naik 349 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai 63,2 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury menjelaskan, kenaikan rugi bersih tersebut karena salah satunya di bulan April 2017 ada pencatatan transaksi tax amnesty sebesar 137 juta dolar AS.
"Selain itu, kita juga didenda secara hukum di Australia sekitar 8 juta dolar AS. Kita memang belum mendapatkan final soal denda dari pengadilan. Ini terkait kasus persaingan usaha, yaitu bisnis kargo di 2012," kata Pahala pada paparan publik di Kantor Pusat Garuda, Cengkareng, Tangerang, Kamis (27/7).
Namun, menurut Pahala, di luar tax amnesty dan denda hukum, rugi perseroan selama semester I-2017 hanya 38 juta dolar AS.
"Ini lebih baik dari pada rugi 63,2 juta dolar AS pada semester I-2016," tutur Pahala.
ADVERTISEMENT
Jadwal Keberangkatan Garuda Indonesia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jadwal Keberangkatan Garuda Indonesia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Garuda dan operating revenue yang meningkat, perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat sebesar 36,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.
Ia menjelaskan, walaupun masih rugi, namun perseroan berhasil mencatatkan operating revenue semester I-2017 sebesar 1,9 miliar dolar AS dengan pertumbuhan sebesar 7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.
Kinerja operasional yang tumbuh tersebut salah satunya ditunjang oleh pendapatan internasional yang meningkat yaitu 111 persen dari target revenue yang ditentukan di kuartal II-2017 dibandingkan dengan kuartal I-2017. Selain itu, pendapatan pada sektor non-scheduled flight services di semester I-2017 juga tumbuh signifikan sebesar 131,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Pada semester I-2017, Garuda Indonesia Group mencatatkan jumlah passenger carried sebanyak 17,2 juta atau meningkat sebesar 3,9 persen, sedangkan khusus passenger carried rute internasional tercatat tumbuh sebesar 15 persen. Sementara itu, kargo yang diangkut (cargo carried) juga meningkat sebesar 10,6 persen menjadi 219,4 ribu ton.
Pada semester I-2017 Cargo Revenue juga meningkat 12,3 persen menjadi 115,6 juta dolar AS dan Ancillary Revenue mencapai 36,3 juta dolar AS tumbuh 20,6 persen. Sementara itu, Garuda lndonesia juga berhasil mempertahankan kinerja On Time Performance (OTP) mencapai 85 persen.
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester I-2017 tercatat sebesar 73,3 persen secara keseluruhan, meningkat dari semester I-2016 sebesar 70,8 persen (sedangkan SLF internasional saja di semester I-2017 mencapai 74,7 persen) . Indikator Iain yang meningkat antara lain aircraft utilization meningkat menjadi 9,32 jam pada kuartal II-2017 dibanding kuartal I-2016 yang sebesar 9,19 jam. Adapun market share Garuda Indonesia pada market internasional sebesar 28 persen dan market domestic sebesar 39,5 persen.
ADVERTISEMENT
Melalui pertumbuhan pendapatan perusahaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai mainbrand juga berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,6 persen dengan beban biaya perusahaan yang berhasil ditekan peningkatannya menjadi 0,4 persen di kuartal II-2017.
Pahala melanjutkan, dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia melaksanakan sejumlah strategi kinerja operasional melalui Optimalisasi armada (antara lain melalui rekonfigurasi seat serta peningkatan konektivitas jaringan penerbangan), upaya renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital & e-commerce.
Hingga semester I-2017 Garuda Indonesia melaksanakan serangkaian program pengembangan jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional seperti rute Surabaya Ambon Sorong PP, Manado Gorontalo PP, Ambon Kaimana PP, Kaimana Manokwari PP, Kaimana Nabire PP, dan Denpasar -Chengdu PP.
ADVERTISEMENT
Pada semester I-2017 Garuda Indonesia berhasil menorehkan serangkaian pencapaian international seperti penghargaan SkyTrax untuk ”The World's Best Cabin Crew" yang diraih untuk keempat kalinya, ”5 Star Airline", hingga ”Top 10 Airline” dan ”Top 5 Airline Asia Pasific” dari Trip Advisor.