Sempat Ditawari Jadi TKI, Atlet Lena-Leni Sukses di Sepak Takraw

1 September 2018 10:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Lena dan Leni adalah anak dari buruh tani bernama Surtina dan Toni'ah. Setiap harinya, Surtinah dan Toni'ah berangkat pagi dan pulang petang menggarap sawah milik tetangga demi menghidupi ketiga anaknya.
ADVERTISEMENT
Namun, penghasilan tersebut ternyata tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi menyekolahkan ketiga anaknya. Bahkan Lena dan Leni ikut bekerja menjadi pemulung untuk menambah pundi-pundi penghasilan.
Surtinah dan Toni'ah mulai terdesak situasi. Mereka lantas meminta dua anak kembarnya yang saat itu menginjak remaja untuk merantau ke negeri orang. Menjadi TKI atau buruh migran dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian keluarga.
Beruntung, Lena dan Leni segera menolak keinginana ayah dan ibunya itu, lalu memilih fokus berkarier sebagai atlet sepak takraw.
"Disuruh jadi TKI tapi enggak mau. Ada jalan lain lah selain jadi TKI. Kita yakin bisa bahagiain orang tua, makanya pilih jadi atlet enggak setengah-setengah," tutur Lena saat ditemui kumparan di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/8).
Atlet Sepak Takraw Lena dan Leni di Asian Games (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan )
Pilihan Lena dan Leni tepat, setahun menekuni sepak takraw, pada tahun 2007 Lena dan Leni mulai aktif mengikut berbagai perlombaan. Mulai dari kejuaraan daerah, antar pelajar hingga internasional sekelas Asian Games 2018. Semua itu didapatnya tanpa cuma-cuma.
ADVERTISEMENT
"Ya kalau pengalaman masa lalu, semua sih emang gitu semua, emang kita juga dari keluarga yang memang kurang berada. Cuma kita punya semangat biar bisa hidupnya lebih baik. Pengen mengubah hidup gitu," ujar Leni.
Tak hanya medali, berkat ketekunan dan komitmen dengan sepak takraw, Lena dan Leni juga mendapat beasiswa pendidikan gratis hingga jenjang perkuliahan. Lena dan Leni bersyukur, pilihannya untuk menekuni olahraga berbuah manis dan impian untuk mengubah perekonomian keluarga terwujud.
Kini, kehidupan keluarganya telah membaik. Surtinah dan Toni'ah tak lagi menggarap sawah milik orang lain.
"Kalau orang tua masih ke sawah tapi alhamdulilah bukan buruh lagi, enggak kaya dulu, sudah punya (sawah) sendiri gitu," lanjut Lena.
ADVERTISEMENT
Adik bungsunya, Casito Utomo, juga menekuni olahraga sepak takraw. Keduanya berharap cerita perjuangan ini bisa menginspirasi banyak orang.
"Buat motivasi yang lain semoga bermanfaat buat orang luar. Pokonya hadapi saja risikonya, jangan menyerah banyak-banyak berdoa. Jangan pasrah sama keadaan," tutur Lena.