Kenapa taaruf kesannya eksklusif, ya? Harusnya kan semua orang bisa bertaaruf, selama ia muslim dan belum menikah…
Risau perkara taaruf itu membuat Yoppy Alghifari tergerak. Ia gemas melihat taaruf di Indonesia terkesan hanya untuk segelintir umat Islam tertentu. Padahal, taaruf—yang secara harfiah berarti “perkenalan”—adalah metode perjodohan sesuai syariat Islam. Maka, dari kelompok mana pun seorang muslim, asal ia siap menikah dan belum menemukan jodoh, mestinya bisa taaruf.
Tahun 2018, Yoppy pun melakukan riset selama enam bulan bersama kedua rekannya, Rendra Aditama dan Mirza Firdaus, tentang metode taaruf yang telah berjalan di Indonesia. Hasil penelitian itu memperlihatkan bahwa lembaga taaruf selama ini ternyata kurang efektif. Salah satunya karena proses taaruf dilakukan secara offline dan konvensional.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814