Semula Dukung Netanyahu, Macron Kini Serukan Gencatan Senjata Permanen di Gaza

28 Desember 2023 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang telah menjadi sekutu dekat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejak agresi Israel di Jalur Gaza mulai membabi-buta pada Oktober lalu kini tampak berubah arah.
ADVERTISEMENT
Sekarang, Macron justru menuntut disepakatinya gencatan senjata permanen antara militer Israeli Defense Forces (IDF) dengan militan Hamas di wilayah kantong tersebut.
Dikutip dari AFP, tuntutan ini disampaikan Macron ketika berbicara dengan Netanyahu melalui telepon, pada Rabu (27/12). Élysée Palace kemudian menginformasikan publik mengenai hal itu.
Macron, menurut keterangan Élysée Palace, menggarisbawahi krisis kemanusiaan yang semakin mencengkeram rakyat Palestina. Kepada Netanyahu, ia menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap kematian warga sipil dan keadaan darurat kemanusiaan di Gaza.
Prancis, pada gilirannya, memutuskan berpartisipasi dalam bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza dan bekerja sama dengan negara mitra.
Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Kamis (21/12/2023). Foto: Fatima Shbair/AP Photo
"Prancis akan bekerja dalam beberapa hari mendatang bekerja sama dengan Yordania untuk melakukan operasi kemanusiaan di Gaza," bunyi pernyataan Élysée Palace.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam pembicaraannya dengan Netanyahu, Macron juga menegaskan pentingnya mengambil langkah-langkah mengakhiri kekerasan oleh pemukim ilegal Israel terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Macron juga menolak rencana pembangunan ekspansi permukiman ilegal baru di wilayah itu — sebuah rencana yang ingin dicapai zionis Israel setelah mereka selesai menghabisi Hamas.
Di sisi lain, pihak Israel mengungkapkan dalam panggilan telepon tersebut Netanyahu mengapresiasi peran Prancis atas keamanan di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon.
"Perdana menteri berterima kasih kepada Macron atas keterlibatan Prancis dalam mempertahankan kebebasan navigasi dan kesediaannya untuk membantu memulihkan keamanan di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon," demikian bunyi pernyataan kantor Netanyahu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). Foto: Christophe Ena/Pool via Reuters
Adapun Macron sebelumnya sempat mengunjungi Tel Aviv beberapa pekan setelah peristiwa 7 Oktober pecah. Dalam kunjungan tersebut, Macron bertemu tatap muka dengan Netanyahu dan Presiden Israel Isaac Herzog.
ADVERTISEMENT
Lawatan Macron menjadi simbol solidaritas penuh Prancis atas Israel — menyebutnya adalah hal wajar untuk 'mempertahankan diri'.
Selain Macron, sejumlah pemimpin Barat lainnya juga telah lebih dulu tiba di Tel Aviv termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.