Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Senator NTT: Rencana Penutupan Taman Nasional Komodo Bikin Resah
18 Februari 2019 14:12 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan ditutup selama satu tahun untuk memperbaiki populasi komodo dan juga rantai makanan bagi binatang purba tersebut. Rencana tersebut kemudian berimbas pada kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Pulau Komodo.
ADVERTISEMENT
Menurut anggota DPD NTT Andreanus Garu, rencana tersebut membuat banyak biro-biro perjalanan wisata membatalkan perjalanan untuk calon wisatawan yang hendak pergi ke NTT. Hal ini menimbulkan keresahan di banyak agen biro perjalanan.
"Artinya (rencana penutupan) ini hanya menimbulkan keresahan, terutama biro-biro perjalanan, banyak tahun ini cancel dari biro-biro perjalanan," kata Andre usai menemui Wapres JK terkait rencana penutupan taman nasional komodo, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
"Dari orang-orang dari luar negeri tentunya yang mau wisata ke Labuan itu yang menjadi keresahan," lanjut dia.
Untuk itu, Andre meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali rencana penutupan tersebut. Mengingat saat ini, kata dia, banyak masyarakat yang sudah telanjur membuka usaha di bidang jasa wisata seperti penginapan.
ADVERTISEMENT
"Harus ada solusi juga, masyarakat pariwisata yang ada, sudah ada homestay-nya. Yang jelas masyarakat di sana (sudah) utang ke bank, utang ke koperasi dan sebagainya. Bagaimana ini solusi dari pemerintah begitu juga pelaku pariwisata lain, dia sudah siapkan tempat untuk mendatangkan tamu, terus apa solusinya (kalau ditutup)?" ucap Andre.
Respons Kantor Wapres
Sementara itu Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi menuturkan, saat ini Kementerian LHK telah membentuk tim untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sofjan membeberkan minat wisatawan yang ingin ke lokasi wisata tersebut besar, hal itu bisa dilihat dari penerbangan ke lokasi wisata itu yang meningkat pesat.
"Dulu (flight) ke Labuan Bajo itu 3 kali seminggu, sekarang 15 kali satu hari. Jadi begitu banyaknya penerbangannya dan itu paling murah kan karena investasinya semuanya dilakukan oleh swasta juga dan pemerintah cuma menyiapkan infrastruktur saja," beber Sofjan.
Sofjan lalu menyebut pemerintah pusat dalam waktu dekat akan berkunjung ke NTT untuk meninjau langsung kondisi pariwisata di sana. Usai meninjau, Sofjan berharap ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat terkait angka wisatawan di sana.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa sekarang ada tim di bawah KLH, Bu Siti (Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar), untuk melakukan ini dan saya harapkan (masalah) ini bisa selesai secepatnya, sehingga setelah itu mungkin kita akan mengumumkan apa policy yang terbaik yang dilakukan Bapak Wapres saat kita nanti ke sana melihat sama-sama dengan menteri lain termasuk Menpar dan KLH," jelasnya.
Sebelumnya Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, menyatakan pihaknya akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun. Penutupan ini bertujuan untuk mempermudah pemerintah daerah dalam menata kawasan wisata itu.
"Kawasan wisata Taman Nasional Komodo akan ditata kembali untuk menjaga habitat Komodo agar dapat berkembang dengan baik. Habitat Komodo (varanus Komodoensis) di Pulau Komodo, Rinca, Gili Motang, dan Gili Dasami perlu diperbaiki agar bisa meningkatkan populasinya," tutur Viktor.
ADVERTISEMENT