Sengketa di Laut China Selatan Jadi Isu Pertemuan Jokowi dan Bongbong Marcos

10 Januari 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi tiba di Filipina, Selasa (9/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi tiba di Filipina, Selasa (9/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Filipina untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr, pada Rabu (10/1). Isu sengketa Laut China Selatan (LCS) dibahas Jokowi dengan putra eks diktator Filipina itu.
ADVERTISEMENT
Adapun perairan kaya sumber daya alam ini telah menjadi sengketa panas antara Filipina dan China — yang mengeklaim sebagian besar LCS.
Dikutip dari Reuters, pembahasan mengenai LCS dalam pertemuan bilateral dengan Jokowi dikonfirmasi oleh Bongbong di konferensi pers gabungan setelah kegiatan berakhir.
"Presiden Jokowi dan saya melakukan diskusi yang bermanfaat dan terbuka soal peristiwa-peristiwa regional yang menjadi kepentingan bersama seperti perkembangan di Laut Cina Selatan dan kerja sama serta inisiatif ASEAN," kata Bongbong.
Jokowi, pada gilirannya, tidak menyebutkan soal pembahasan LCS dengan Bongbong saat berbicara dalam konferensi pers. Menimpali pernyataan Bongbong, Jokowi mengungkapkan pertemuan kali ini menghasilkan kesepakatan penguatan kerja sama pertahanan dan keamanan di perbatasan.
Presiden Jokowi tiba di Filipina, Selasa (9/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Yang telah saya sampaikan pentingnya mendorong percepatan revisi Border Patrol Agreement, Border Crossing Agreement, dan penyelesaian batas landas kontinen serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk alutsista," kata Jokowi dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT
Pembahasan perihal LCS juga dibenarkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Ia mengatakan, ketika dirinya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enique Manalo, pada Selasa (9/1), LCS dimasukkan ke dalam agenda pembahasan dua pemimpin.
Pertemuan antara Retno dan Manalo yang digelar dalam format Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) itu, ditujukan mengawali pertemuan bilateral Jokowi dengan Bongbong di Manila.
"Di pembahasan isu regional dan global dalam JCBC antara kedua menteri luar negeri, kami membahas antara lain situasi di Myanmar, pengungsi Rohingya, Laut China Selatan, serta isu Palestina," kata Retno.
"Terkait Laut China Selatan, Indonesia siap bekerja sama dengan semua negara anggota ASEAN — termasuk Filipina untuk menyelesaikan CoC [Code of Conduct] sesegera mungkin," imbuhnya.
Presiden Jokowi tiba di Filipina, Selasa (9/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Sepanjang 2023, Filipina dan China telah beberapa kali bertikai soal sengketa di LCS hingga sering terlibat dalam konfrontasi fisik. Kapal milisi atau nelayan China dilaporkan bertindak semakin agresif saat melintasi perairan LCS.
ADVERTISEMENT
Sejumlah insiden tabrakan antara kapal penjaga pantai atau nelayan Filipina dengan kapal China semakin sering terjadi — khususnya di area dekat Kepulauan Spratly — yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing.
Sejak Bongbong naik ke tampuk kekuasaan tahun lalu, Filipina telah mengambil langkah lebih tegas terhadap China soal sengketa di LCS dan melindungi kedaulatan negaranya.
Tanggapan Marcos Jr. atau akrab disapa Bongbong ini jauh lebih tegas dibandingkan pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang cenderung lebih lunak lantaran dekat dengan China selama berkuasa pada 2016 hingga 2022.