Senjata dan Amunisi Produk Bernilai Impor Terbesar ke-4 Indonesia dari Israel

19 Mei 2021 11:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patroli Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/Unifil di perbatasan Israel dengan Lebanon. Foto: Puspen TNI
zoom-in-whitePerbesar
Patroli Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/Unifil di perbatasan Israel dengan Lebanon. Foto: Puspen TNI
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam agresi Israel terhadap Palestina yang sudah sepekan lebih berlangsung. Kecaman itu termasuk datang dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Israel dikecam lantaran mengarahkan senjatanya hingga menewaskan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak Palestina. Namun, senjata buatan Israel itu tak hanya dipakai dalam agresi terhadap Palestina tapi juga dijual ke beberapa negara salah satunya, Indonesia.
Tak percaya? Meski tak memiliki hubungan diplomatik, hubungan Indonesia dengan Israel sudah lama terjalin lama dalam bidang perdagangan.
Konon hubungan itu sudah berlangsung sejak 1979 berdasarkan catatan Jim Winchester dalam buku Douglas A-4 Skyhawk: Attack and Close Support Fighter Bomber (2005).
Infografik Militer Israel vs Militer Palestina. Foto: Tim Kreatif kumparan
Pada tahun tersebut, Indonesia dikabarkan membeli 2 pesawat tempur Skyhawk model A-4E dan TA-4Hs dari Israel. Pesawat itu ditawarkan oleh AS saat Wapres Walter Mondale berkunjung ke Jakarta tahun 1978. Ada 16 pesawat yang ditawarkan, 2 di antaranya adalah stok dari Israel.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan bahwa penjualan pesawat ini atas inisiasi Israel, tapi lantas ditengahi AS untuk menghindari sensitivitas masyarakat muslim," tulis Jim Winchester.
Momentum pembelian senjata semacam itu kembali terulang pada 2020. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa Indonesia tahun kemarin mencatatkan impor dari Israel sebesar USD 56,54 juta atau setara Rp 808,68 miliar --kurs USD 1 sama dengan Rp 14.302,90.
Data International Trade Centre 2020 mencatat sebesar USD 1,33 juta dari total impor itu, RI membeli produk yang masuk klasifikasi senjata dan amunisi (kode HS 93) dari Israel.
Proporsi nilai pembelian senjata tersebut sekitar 2,35 persen dari total impor. Ini sekaligus menempatkan senjata dan amunisi sebagai produk bernilai terbesar keempat yang diimpor Indonesia dari Israel.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kabar pembelian senjata dan amunisi dari Israel ini tak pernah terdengar gaungnya di Indonesia. Data SIPRI Arms Transfers Database 2020 pun tak mencatat Israel ada di basis data negara yang jadi sumber impor senjata Indonesia.
Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/Unifil cegah pertikaian senjata Tentara Israel dengan Tentara Lebanon di perbatasan kedua negara. Foto: Puspen TNI
Menukil data SIPRI, pada tahun 2020, Indonesia hanya tercatat mengimpor senjata dari Belgia, Brazil, China, Prancis, Norwegia, Korea Selatan, Swiss, dan Amerika Serikat.
Dalam situs resmi Industri Persenjataan Israel (IWI), Indonesia disebut pernah membeli produk senapan jenis UZI. Meski demikian, tak dijelaskan kapan pembelian itu berlangsung. Senjata ini ditemukan oleh Mayor Uziel Gal dan lahir di tahun Israel mendeklarasikan kemerdekaan di tanah Palestina pada 1948.
Selain senjata, 3 klasifikasi produk lainnya yang paling banyak diimpor di Indonesia dari Israel adalah reaktor nuklir dan perlengkapan mekanis (kode HS 84) sebesar USD 42,58 juta, mesin dan perlengkapan elektris (kode HS 85) sebesar USD 4,95 juta, dan perkakas seperti sendok dan garpu (kode HS 82) sebesar USD 3,75 juta.
ADVERTISEMENT