Seorang Dokter Meninggal saat Piket Lebaran karena Serangan Jantung

28 Juni 2017 12:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stefanus Taofik (Foto: dok.  Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Stefanus Taofik (Foto: dok. Facebook)
ADVERTISEMENT
Media sosial pagi ini heboh dengan kabar meninggalnya seorang dokter di RSPI Bintaro Jaya akibat terlalu lelah bekerja. dr. Stefanus Taofik meninggal pada Selasa (27/6) karena bekerja 3 hari nonstop di 3 rumah sakit yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Stefanus bekerja selama 3 hari nonstop karena dokter lain masih cuti lebaran. Seorang kolega Stefanus, dr. Marta Erlina membenarkan meninggalnya Stefanus. Berita meninggalnya Stefanus sudah menyebar di grup Whatsapp dokter-dokter.
"Iya, sudah tahu. Dengar dari grup Fakultas Kedokteran," ujar dr. Marta ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (28/6).
Marta membenarkan Stefanus meninggal dunia karena serangan jantung.
"Memang meninggal akibat serangan jantung, tapi sebenarnya masih enggak ada yang tahu pasti. Bukan itu saja penyebabnya, mungkin ada banyak hal lain, cuma kita enggak tahu. Mungkin banyak beban pikiran," katanya.
Menurut Marta, Stefanus meninggal dunia di kamar jaga rumah sakit. Ia sedang bertugas karena menggantikan dokter jaga yang sedang cuti lebaran. Selain jadwal kerjanya yang padat, Stefanus juga sedang mengambil sekolah.
ADVERTISEMENT
"Memang meninggal di kamar jaga rumah sakit, gantikan dokter jaga lain yang cuti lebaran. Karena sambil sekolah, memang jadwal kerjanya padat," katanya.
Di antara para koleganya, Stefanus terkenal sebagai seorang dokter yang pintar. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Jakarta. Stefanus masuk Atma Jaya pada tahun 2000 dan ia lulus pada tahun 2005.